Corporate Action Corporate Action

Menperin Targetkan Industri Pulp Indonesia Naik Peringkat ke-6 Dunia

Menperin Targetkan Industri Pulp Indonesia Naik Peringkat ke-6 Dunia

Peta industri pulp dan kertas dunia terus berubah dan ini menguntungkan Indonesia. Industri ini bergeser dari negara-negara di Amerika Utara dan Scandinavia (Eropa Utara) ke Asia termasuk Indonesia, negara-negara Asia Timur dan Amerika Latin.

Sejauh ini, industri pulp Indonesia menduduki peringkat 9 dunia dan industri kertas peringkat 6. Khusus di Asia, industri pulp dan kertas nasional menempati peringkat ke-3. Kementerian Perindustrian menargetkan industri pulp Indonesia dapat naik ke peringkat 6 dunia dari posisi 9 saat ini.

Menteri Perindustrian Saleh Husin (batik cokelat) berbincang-bincang dengan Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto disaksikan Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto serta Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata di lokasi pabrik PT OKI Pulp & Paper Mills di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (1/3)

Di satu sisi terjadi pergeseran peta industri pulp dan kertas, di sisi lain, kebutuhan kertas dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar rata-rata 2,1% per tahun. Kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing –masing sebesar 7,932 juta ton/tahun pulp dan 12,986 juta ton/tahun kertas dengan jumlah industri sebanyak 81 industri.

Ekspor Indonesia untuk pulp dan kertas masing – masing sebesar 3,5 juta ton pulp dengan nilai sebesar US$ 1,72 miliar dan 4,35 juta ton kertas dengan nilai sebesar US$ 3,74 miliar. Kemenperin mencatat, hampir semua jenis produk kertas telah dapat diproduksi dalam negeri.

Kontinuitas pasokan bahan baku untuk industri pulp dan kertas nasional terjaga dari pengembangan Hutan Tanaman Industri. Indonesia unggul dalam pasokan bahan baku karena iklim yang cocok bagi tanaman HTI seperti akasia dan eucalyptus.

“Kombinasi pergeseran dan prediksi kenaikan kebutuhan kertas dunia dari 394 juta ton menjadi 490 juta ton pada 2020, memberi peluang bagi kita untuk mengembangkan industri pulp dan kertas,” jelas Menteri Perindustrian RI, Saleh Husin, saat meninjau proses penyelesaian pembangunan pabrik PT OKI Pulp & Paper Mills di Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Perusahaan ini merupakan salah satu unit usaha Asia Pulp & Paper (APP), Grup Sinar Mas (1/3).

Sejauh ini, pengembangan industri pulp dan kertas dilakukan dengan pendekatan klaster industri, dengan inti industri kertas dan fokus pengembangannya di Pulau Jawa. “Sedangkan industri pulp diarahkan ke luar Pulau Jawa, khususnya Sumatera, Kalimantan dan Papua,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto.

Kemenperin juga mendorong pengembangan industri pulp yang terpadu dengan Hutan Tanaman Industri (HTI), terutama di arahkan ke kawasan timur Indonesia. Selain itu, pengelolaan HTI dan industri pulp dan kertas harus memenuhi kaidah-kaidah pelestarian lingkungan dan pengembangan industri ini dirangsang dengan pemberian insentif melalui Tax Holiday ataupun Tax Allowance.

Indonesia diyakini memiliki peluang untuk mengembangkan industri ini karena didukung terbukanya peluang pasar baik di dalam negeri maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif. Seperti masih adanya areal lahan yang cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu, iklim tropis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat, tersedianya bahan baku alternatif dan telah dikuasainya teknologi proses.

Menteri Saleh mengakui, kondisi perekonomian dunia pada tahun 2016 diperkirakan cenderung stagnan yang akan memengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. Namun, dalam kondisi tersebut diperkirakan industri pulp dan kertas nasional diprediksi akan tetap tumbuh sebesar 3-4 persen. “Karena produk pulp dan kertas merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikonsumsi seiring dengan tumbuhnya populasi penduduk dunia serta mulai beroperasinya OKI pada pertengahan atau akhir tahun 2016 nanti,” ungkapnya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto bersama Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto serta Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata berfoto bersama dengan para karyawan PT OKI Pulp & Paper Mills.

Menteri Perindustrian Saleh Husin didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto bersama Managing Director Sinarmas G. Sulistiyanto serta Direktur PT OKI Pulp & Paper Suhendra Wiriadinata berfoto bersama dengan para karyawan PT OKI Pulp & Paper Mills.

Pembangunan pabrik pulp dan kertas OKI

Dengan beroperasi pabrik PT OKI nanti, Menperin berharap industri pulp kita melompat naik ke ranking 6 dari posisi 9 dunia. Pabrik dan infrastruktur seluas 1.700 ha ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton pulp dan 500 ribu ton kertas tissue per tahun. Kedua produk tersebut, mayoritas akan diekspor dengan porsi pulp 80%n dan kertas 95%.

“Investasi kami sebesar Rp 40 triliun dan ekspor produk berpotensi menyumbang devisa US$1,5 miliar per tahun,” kata Direktur OKI Pulp & Paper, Suhendra Wiriadinata. Angka ekspor itu sekitar Rp 20 triliun per tahun. Manajemen OKI berhitung, keberadaan pabrik ini diperkirakan dapat mendongkrak ekspor Sumatera Selatan sekitar 45% dan pertumbuhan ekonomi daerah 6,2%. Pabrik ini diharapkan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 karyawan langsung dan 15 ribu karyawan tidak langsung yang sebagian besar berasal dari Sumsel.

Kebutuhan bahan baku akasia pabrik ini akan dipasok dari lahan hutan tanaman industri (HTI) seluas 472 ribu hektare (ha) yang berada di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. “Kami harapkan pabrik beroperasi pada kuartal 3 tahun ini. Kami juga ingin hadirnya PT OKI dapat mendongkrak posisi industri baik pulp maupun kertas tidak hanya Indonesia, tapi di mata dunia,” ujar Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto.

Guna mendukung investasi besar oleh Grup Sinarmas tersebut, pemerintah memberikan fasilitas berupa kemudahan impor barang modal dan pemberian penghapusan pajak badan dalam waktu tertentu (tax holiday). Soal fasilitas fiskal ini, setelah melakukan kajian, Menperin meneruskan permohonan tax holiday OKI kepada Menteri Keuangan pada November 2013. Akhirnya, berdasarkan hasil rapat komite verifikasi, perusahaan ditetapkan mendapatkan fasilitas Tax Holiday selama 8 tahun melalui KMK No. 803/KMK.010/2015.

Saat ini, Grup Sinarmas sudah memiliki empat pabrik bubur kertas dan kertas, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp and Paper. Total kapasitas keempat pabrik tersebut mencapai 10,5 juta ton bubur kertas dan kertas.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved