Corporate Action

Dirut KAI Akui, Perusahaan Rugi Rp 1,35 T Semester I 2020

Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartyanto mengakui perusahaannya telah menanggung rugi sebesar Rp 1,35 triliun pada semester I 2020. Kerugian KAI terjadi karena jumlah penumpang pada masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB tinggal 10-20 persen.

“Kami tidak bisa terlepas dari dampak pandemi ini,” tutur Didiek saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Agustus 2020.

Informasi kerugian KAI tertuang dalam laporan keuangan yang diterbitkan pada 30 Juni. Keuangan minus ini disumbang oleh melorotnya pendapatan dari Rp 12,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya Rp 7,4 triliun pada pada paruh awal tahun ini. Sedangkan beban usaha pada Juni 2020 tercatat menurun sebesar Rp 1,15 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun.

Didiek menjelaskan pendapatan dari sisi penumpang menyumbang pemasukan terbesar bagi arus kas. Tak dimungkiri, saat penumpang melorot, pendapatan perseroan turut menukik turun.

Adapun titik penurunan jumlah penumpang paling tajam terjadi pada pertengahan Maret hingga 31 Mei 2020. Per akhir Mei, KAI mencatatat rata-rata penumpang harian baik untuk kereta lokal, kereta commuter, maupun jarak jauh hanya 239.288 orang.

Padahal normalnya, per hari, KAI bisa mengangkut 1,1 juta orang. Praktis, pendapatan kumulatif harian yang semula Rp 23 miliar anjlok menjadi hanya Rp 3 miliar atau merosot 87 persen.

Menurut Didiek, perusahaan bisa menanggung rugi hingga dua kali lipat seandainya sampai akhir tahun, kurva positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi. “Sekarang kami jalankan skenario moderat. Kalau sampai akhir tahun berarti skenario pesimistis,” katanya.

Untuk mendukung stabilitas keuangan perusahaan, Didiek mengatakan pihaknya melakukan efisiensi dari sisi pengeluaran hingga Rp 6 triliun. Belanja modal atau capex, misalnya, telah dipangkas sebesar Rp 3 triliun, yakni dari semula Rp 12 triliun menjadi Rp 9 triliun.

Di samping itu, perusahaan tengah mencari pendanaan dari sumber pendapatan lainnya. Salah satunya mengembangkan bisnis angkutan logistik yang akan mulai merambah ke sektor retail.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved