Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

Primaya Hospital Siap Melantai di Bursa

Primaya Hospital Siap Melantai di Bursa
Kemal E Ganni, Pemimpin Usaha SWA Media Group dan Leona A Karnali, CEO Primaya Hospital Group (Foto: Prio Santoso/SWA)

Primaya Hospital Group siap melakukan initial public offering (IPO) atau go public dalam waktu dekat ini. Hal tersebut diutarakan Leona A Karnali, CEO Primaya Hospital Group saat melakukan kunjungan ke kantor SWA Media Group Jakarta,, Rabu (21/09/2022).

Namun, Leona tidak memberikan jawaban kapan tepatnya Primaya Hospital akan melantai di bursa. “Peluang rumah sakit di bursa bisa dibilang lumayan. Karena kami memiliki operasional dan cashflow yang jelas. Selain itu, kami percaya bahwa investor masih melihat peluang yang besar dalam pengembangan infrastruktur rumah sakit di Indonesia,” kata dia.

Menukil data Kementerian Kesehatan tahun 2022, Indonesia saat ini memiliki rasio ranjang rumah sakit sebesar 1,18 artinya 1,2 ranjang harus mempersiapkan 1000 populasi. Sedangkan di Asia rasionya mencapai 3,3 dan OECD 4,8. Angka tersebut menyebabkan Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk melakukan perbaikan. Melihat fenomena tersebut, Leona percaya diri nantinya saham Primaya Hospital akan diminati oleh para investor.

Didirkan pada tahun 2006 oleh Yos E Susanto dengan nama Global Medika Tanggerang, Primaya Hospital kemudian melakukan kerja sama dengan Awaloeddin Family yang merupakan Pemilik Rumah Sakit Awal Bross. Selanjutnya, tahun 2016, Primaya Hospital melakukan sinergi dengan PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk dan melakukan rebranding dengan nama Primaya Hospital pada tahun 2020.

Saat ini, Primaya Hospital telah memiliki 15 rumah sakit, 2.000 ranjang, 800 spesialis, dan 3 regional klaster yang meliputi Bekasi, Tangerang, dan Makassar. “Kami akan menambah jumlah kalster rumah sakit dalam beberapa waktu ke depan,” kata Leona menambahkan.

Menjadi salah satu rumah sakit swasta yang menangani pasien Covid-19, Primaya Hospital tercatat telah menangani 20.400 pasien Covid-19 selama pandemi. Sejak pandemi mulai menyebar ke Indonesia tahun 2020, Primaya Hospital memang berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menangani kasus covid. Hal tersebut dibuktikan dengan mendirikan Laboratorium PCR pada bulan Mei 2020 dengan kapasitas 1.000 specimens per hari. “Kami membantu pemerintah dari mulai screening, tracing, testing, hingga perawatan,” ujarnya.

Bahkan, Primaya Hospital juga mengubah prosedur dan merenovasi bangsal untuk dijadikan bangsal khusus covid. Tercatat hampir 60% kapasitas rumah sakit diisi oleh pasien covid-19 selama pandemi. “Sampai saat ini pun kami masih membantu pemerintah dalam mengendalikan pandemi dengan memberikan layanan vaksinasi untuk masyarakat,” dia menuturkan.

Sementara itu pada penerapan teknologi terkini, Primaya Hospital juga telah menerapkan Artificial intelligence (AI) pada peralatan radiologi rumah sakit. Teknologi tersebut untuk membantu dokter memberikan second oppinion dalam mendiagnosa pasien.

Kemudian, bagaimana dengan teknologi telemedicine yang kini sedang populer di tengah masyarakat?

Leona memaparkan, mau tidak mau Primaya Hospital harus mengaplikasikan teknologi telemedicine di dalam layanannya. Namun, menurutnya, teknologi ini tidak akan menggantikan posisi rumah sakit. Telemedicine hanya akan memberikan kenyaman bagi pasien untuk pre-diagnosa. “Bagaimanapun bertemu fisik itu harus, karena kamera dan mata berbeda. Namun, kami percaya telemedicine membantu masyarakat untuk konsultasi terlebih dahulu sebelum bertemu dokter,” ujarnya menegaskan. Ke depan, Primaya Hospital akan terus melakukan perbaikan di bidang teknologi dengan mengoptimalkan analisa big data untuk preventif.

Saat ini Primaya Hospital memiliki 4 fokus layanan yakni heart and vascular center; mother and child center; oncology center; ortopedic, spine, trauma, and sport medicine.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved