Financial Report Corporate Action

Triwulan I 2016, BRI Catat Laba Rp 6,14 Triliun

Triwulan I 2016, BRI Catat Laba Rp 6,14 Triliun

Perusahaan pelat merah, Bank BRI membukukan perolehan laba setelah taksiran pajak (bank only) sebesar Rp 6,14 triliun pada kuartal pertama di tahun 2016. Raihan laba tersebut berasal dari meningkatnya total income atau total pendapatan Bank BRI yang tumbuh sebesar 11,46% yoy atau menjadi Rp 25,75 triliun. Interest income atau pendapatan bunga yang menyumbang lebih dari 80% atas total pendapatan, atau sebesar Rp. 21,84 triliun. Sedangkan sumber pendapatan lainnya berasal dari pendapatan non bunga yang mencapai Rp 3,91 triliun atau tumbuh sebesar 29,55% dari periode yang sama sebelumnya.

Di sisi lending, total penyaluran kredit ang dilakukan oleh perseroan mencapai Rp 561,11 triliun atau tumbuh 18,65% yoy, di mana kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen bisnis. Sementara itu, kualitas kredit Bank BRI atau rasio non performing loan (NPL) untuk NPL netto berada di level 0,59% dan NPL gross di level 2,22%, atau jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh regulator yakni 5%.

Sedangkan dari sisi funding, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan mengalami peningkatan dari sebesar Rp 587,73 triliun di triwulan I 2015 menjadi Rp 631,78 triliun di triwulan I 2016. Terkait dengan Cost of Fund (COF), di triwulan I ini Bank BRI berhasil menurunkan COF sebanyak 76 bps menjadi 3,98%.

BRI

Turunnya COF tersebut merupakan hasil dari upaya perbaikan funding structure yang dilakukan oleh perseroan, dimana komposisi Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh dari 51,74% di triwulan I 2015 menjadi 56,54% di triwulan I 2016. Sebagai informasi, hingga akhir Maret 2016, CASA BRI tercatat tumbuh sebesar 17,47% yoy menjadi Rp 357,19 triliun.

Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 19,49% pada Maret 2016. Return on Asset (ROA) berada di level 3,65% serta Return on Equity (ROE) di level 26,55%. Terkait dengan likuiditas, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada di posisi 80,81% di akhir triwulan I 2016.

Hingga akhir triwulan I tahun 2016, pertumbuhan penyaluran kredit di sektor usaha mikro tercatat sebesar 20,45% yoy atau menjadi sebesar Rp 189,65 triliun, dengan jumlah nasabah yang meningkat menjadi 8,2 juta nasabah di triwulan I tahun 2016 dari 7,4 juta nasabah di triwulan I tahun 2015, serta tingkat NPL yang terjaga di level 1,54% (gross). Sedangkan pertumbuhan micro funding tercatat 13,36% yoy menjadi Rp 185,00 triliun, dengan komposisi 83,70% merupakan Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved