Capital Market & Investment

Dua Perusahaan Bidik Dana Segar IPO Untuk Ekpansi

Dua Perusahaan Bidik Dana Segar IPO Untuk Ekpansi

Dua perusahaan berencana melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan itu adalah PT Buyung Poetra Sembada Tbk, produsen dan distributor beras bermerek Topi Koki, serta PT Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk, produsen ketel uap (boiler). Dana segar dari IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan sumber pembiayaan modal kerja perseroan, seperti membangun pabrik dan membayar utang.

Buyung Poetra menawarkan sahamnya dikisaran harga Rp 420-500 per saham. Perseroan menawarkan saham ke publik sebanyak-banyaknya 710 juta saham atau 30,08 % dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan begitu, perseroan berharap bisa meraup dana segar sebesar Rp 298,20 miliar hingga Rp 355 miliar. Sukarto Bujung, Direktur Utama Buyung Poetra Sembada berharapdana yang diperoleh dari rencana IPO dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perseroan antara lain untuk mendorong penjualan.

Nantinya, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dialokasikan seluruhnya untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku beras dan bahan penunjang produksi. Perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rencana pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diperkiraan efektif pada 8 Desember 2015. Adapun rencana jadwal masa penawaran awal pada 10-11 Desember, perkiraan tanggal penjatahan di 14 Desember,distribusi saham secara elektronik 15 Desember, tanggal pengembalian uang pemesanan 15 Desember, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 16 Desember 2015.

Sedangkan Ateliers Mecaniques D’Indonesie atau dikenal PT Atmindo, akan melepas 240 juta saham ke publik. Harga yang ditawarkannya berkisar Rp 120-Rp 140 per saham. “Kami berharap bisa meraup dana dari IPO sekitar Rp 29 miliar sampai Rp 35 miliar,” kata Rudy Susanto, Presiden Direktur Atmindo dalam paparan publiknya di Jakarta, Rabu (18/11/2015). Jadwa pencatatan saham perseroan di papan bursa pada 9 Desember 2015. PT Panin Sekuritas Tbk menjadi penjamin emisi IPO Atmindo tersebut.

Rudy Susanto, Presiden Direktur PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (keempat dari kanan). Perseroan akan IPO pada 9 Desember 2015. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Rudy Susanto, Presiden Direktur PT Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk (keempat dari kanan). Perseroan akan IPO pada 9 Desember 2015. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Atmindo akan menggunakan dana IPO untuk memperkuat modal kerja perseroan sebanyak 32%. Itu digunakan untuk memproduksi produk boiler (ketel uap) maupun auxiliary (peralatan siap pakai) yang dipesan kliennya. Sisa dana IPO yang sebesar 68% akan dimanfaatkan perseroan untuk membayar utang ke HSBC sebesar Rp 50 miliar. “Penggunaan dana IPO tidak digunakan untuk investasi karena kami sudah melakukan penambahan pabrik dan kantor cabang serta pelayanan sebelum kami memproses IPO. Jadi kami mencari dana dari publik untuk memajukan bisnis perusahaan ke depannya,” ucap Rudy.

Perusahaan yang berbasis di Deli Serdang, Sumatera Utara ini memproduksi boiler yang digunakan pabrik kelapa sawit. Boiler meruapakan alat untuk memproduksi uap. Funsi utamanya menghasilkan uap kering untuk pasteurisasi, sterilisasi dan bahkan pembangkit listrik tenaga uap. “Harga boiler di atas Rp 6 miliar untuk satu unitnya,” tandasnya. Boiler Atmindo dijual ke pasar domestik dan luar negeri. Porsi penjualan domestik sebanyak 70% dan ekspor 30%. “Boiler kami dijual ke Guetamala, Gabon, Papua Nugini, Malaysia dan Nigeria,” tambahnya.

Pabrik

Untuk mengantisipasi permintaan boiler, Atmindo telah merealisasikan pembangunan dan relokasi pabrik di tahun 2012. “Nilai investasinya Rp 90 miliar,” ucap Rudy. Dia bilang hingga tahun 2020 kebutuhan boiler untuk pabrik kelapa sawit sekitar 1.200 unit boiler. Makanya itu, kata Rudy, kapasitas pabriknya ditingkatkan menjadi 40 unit per tahun dari 7 unit per tahun. “Saat ini utilisasinya sudah 25% atau 10 unit per tahun dari kapasitas produksi yang 40 unit itu,” ungkapnya. Perseroan juga berencana meningkatkan kontribusi pendapatan dari unit layanan purna jual. Saat ini, kata dia, layanan service Atmindo baru 10% dan penjualan boiler 90%. Nantinya layanyan service akan meningkat porsinya seiring dengan penambahan populasi boiler di Tanah Air. “Kalau saat ini, populasi Boiler di Indonesia dan luar negeri bikinan Atmindo ada sekitar 200 unit,” cetusnya.

Sedangkan, Buyung Poetra Sembada akan membuka pabrik baru di Sulawesi Selatan atau Jawa Tengah untuk meningkatkan produksi beras. Kedua wilayah tersebut merupakan sentra produksi beras. Pabrik tersebut nantinya berkapasitas 160 ton per hari. Namun ia belum bisa menyebutkan nilai investasi untuk membangun pabrik tersebut. Dana yang akan digunakan untuk membangun pabrik tersebut berasal dari hasil penawaran saham perdana. Saat ini, belanja modal perusahaan mencapai Rp 40 miliar. Untuk meningkatkan swasembada, perseroan akan memaksimalkan belanja modal hingga lima tahun ke depan untuk mengoperasikan lahan seluas 5 ribu hektare.

Penjualan beras perseroan yang terbanyak diserap di Jabodetabek. Per 30 Juni 2015, perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 399,1 miliar. Perseroan menjual beras premium, Topi Koki,ke pasar tradisional, Hypermart, Carrefour, Hero Giant, Lotte, Tip Top, Naga Swalayan atau Lotte. Berdasarkan survei AC Nielsen per kuartal I/2015, beras yang diproduksi Buyung Poetra memiliki pangsa sebesar 35% di pasar retail modern, naik 27% dari tahun sebelumnya. BPS memiliki pabrik di Pamanukan berkapasitas 259.200 ribu ton per tahun dan pabrik di Pasar Induk Cipinang yang kapasitas produksinya 43.200 ton tiap tahunnya. Selain itu, perseroan memiliki gudang di Sidoarjo, Jawa Timur dengan kapasitas penyimpanan seribu ton. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved