Capital Market & Investment zkumparan

Emiten Batubara Catatkan Laba Bersih di Kuartal I/2018

(Kiri) Widodo Nurly Sumady, Direktur BOSS. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

PT Borneo Olah Sarana Sukses, Tbk. (BOSS) pada kuartal 1/2018 meraih penjualan senilai Rp 61,14 miliar, naik 257% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 17,10 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan juga melonjak menjadi Rp 38,44 miliar dibandingkan Rp 16,69 miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan pengaruh peningkatan produksi dan pengembangan wilayah tambang oleh perusahaan.

BOSS meraih laba kotor sebesar Rp 22,71 miliar atau melambung sebesar 5.540% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 409,94 juta. Perseroan juga berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,32 miliar, usai sebelumnya mencatat rugi bersih Rp 4,55 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Masih pada kuartal I/2018, salah satu anak perusahaan BOSS yang telah beroperasi yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (PT BOS) telah menandatangani kontrak penjualan dengan Glencore International sebesar 250 ribu ton (plus 20% opsi) dan ITMG sebesar 150 ribu ton dengan opsi penambahan sebesar 50 ribu ton.

Atas pencapaian tersebut, Direktur BOSS, Widodo Nurly Sumady, mengemukakan, perseroan optimistis menencatat tren positif di sepanjang tahun ini. “Kami berharap kinerja yang dicatatkan perusahaan akan terus meningkat didukung dengan kualitas produk yang prima dan ditambah dengan adanya permintaan yang tinggi dari pasar internasional. Kami tentunya juga mengharapkan stabilitas harga komoditas yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan,” kata Widodo di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BOSS di Jakarta (8/6/2018).

Jenis batu bara yang diproduksi BOSS merupakan batu bara kalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang rendah. Hal tersebut menjadi keunggulan perusahaan untuk bisa memasuki pasar Jepang yang memiliki standar tinggi dalam mengimpor batu bara. Sedangkan dengan adanya peningkatan produksi tahun ini diharapkan bisa mendongkrak penjualan hingga dua kali lipat.

BOSS (dahulu PT Megah Pratama Resources) yang didirikan di tahun 2011 adalah perusahaan tambang batubara yang memiliki empat wilayah konsesi pertambangan batubara melalui empat entitas anak yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (BOS), PT Pratama Bersama(PB), PT Energi Amzal Bersama (EAB) dan PT Pratama Buana Sentosa (PBS) dengan total area wilayah konsesi seluar 16 ribu hektar.

Seluruh area wilayah konsesi berada di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dan saling berdekatan sehingga membuat struktur biaya produksi yang kompetitif karena memungkinkan optimalisasi dan efisiensi dalam pemanfaatan infrastruktur. Produk batubara termal yang diproduksi memiliki nilai kalori yang tinggi (rata-rata 6.300 cal/kg) dengan kandungan abu dan belerang yang sangat rendah dan sangat diminati negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan dan lainnya.

Eksplorasi batubara yang dilakukan perseroan melalui BOS dan PB bahkan mampu menarik dukungan dana dari Pemerintah Jepang melalui JOGMEC sebesar US$ 3 juta di tahun 2016. Perseroan merupakan Perusahaan batubara pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memperoleh pendanaan dari Pemerintah Jepang untuk melakukan eksplorasi.

Berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), perkiraan cadangan batubara sementara yang dimiliki di area konsesi BOS dan PB adalah sekitar 10.5 juta ton. Perseroan sedang melanjutkan program eksplorasi di kedua konsesi tersebut yang diyakini masih terdapat cadangan tambahan. Sementara itu pada area konsesi EAB dan PBS, diperkirakan memiliki sumber daya batubara dengan jumlah yang cukup signifikan untuk memberikan nilai tambah kepada perseroan di masa mendatang. Harga saham BOSS pada perdagangan Jum’at itu ditutup di harga Rp 2.170, naik 0,46% dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya di harga Rp 2.160.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved