Financial Report Capital Market & Investment

Fee Based Income Dongkrak Laba BNI Capai Rp 7,7 Triliun

Fee Based Income Dongkrak Laba BNI Capai Rp 7,7 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat laba Rp 7,72 triliun di kuartal III 2016 atau tumbuh 28,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo berujar kenaikan laba itu didorong oleh kinerja penyaluran kredit yang tumbuh stabil sejak awal tahun.

Hal ini menyebabkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 15,9 persen. “Laba BNI juga tumbuh karena pendapatan berbasis komisi (fee based income) meningkat 20 persen,” ujar Anggoro.

Adapun pendapatan bunga bersih (NII) juga naik 15 persen, dari Rp19,02 triliun menjadi Rp21,87 triliun. Menurut Anggoro, hal ini juga menjaga marjin bunga bersih (NIM) BNI terjaga di level 6,2 persen. Laba dari pendapatan non bunga juga turut naik 20 persen menjadi Rp6,24 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp5,19 triliun. “Ini didukung oleh kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, dan bancassurance,” ucap dia.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni

Untuk penyaluran kredit, BNI telah mencatatkan Rp 372,02 triliun atau meningkat 21,1 persen. Hal ini jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 7,6 persen per Agustus lalu.

Anggoro mengatakan penyaluran kredit BNI ke sektor Business Banking masih menjadi yang terbesar dengan komposisi 73 persen dari total kredit atau sebesar Rp 271,68 triliun. Aliran kredit ke Sektor Business Banking ini tumbuh 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada sektor Business Banking ini, kredit BNI disalurkan ke segmen Korporasi ( 24,3 persen), kredit BUMN (19,1 persen), lalu ke segmen Menengah (16,3 persen), dan segmen Kecil ( 13,3 persen).

Sementara itu, BNI mencatat total aset sebesar Rp 571,51 triliun atau tumbuh 25,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Kualitas asetnya tetap terjaga pada kondisi yang masih dapat terkelola dengan sehat,” kata Anggoro. Sedangkan rasio kredit macet (NPL) gross sebesar 3,1 persen.

Untuk ekspansi kredit BNI kata Anggoro berjalan baik, ditunjukkan dengan loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 87,7 persen menjadi 92,8 persen. Selanjutnya, rasio kecukupan modal (CAR) naik dari 17,4 persen menjadi 18,4 persen. Penyisihan pencadangan dengan tingkat coverage ratio juga naik dari 139,6 persen menjadi 143,2 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun per Kuartal III tahun ini mencapai Rp 401,88 triliun atau meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun lomponen dana murah (CASA) masih mendominasi, yaitu sebesar 59,7 persen dari total DPK.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved