Financial Report Corporate Action

BNI Gemilang di Tengah Ekonomi yang Tertekan

Oleh Admin
BNI Gemilang di Tengah Ekonomi yang Tertekan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang tahun 2012. Salah satunya adalah pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 22,8 persen pada tahun 2012 dari tahun sebelumnya.

Konferensi pers kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

“Kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus gemilang meskipun berada di tengah tekanan perekonomian yang penuh tantangan, antara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 yang hanya 6,2 persen, atau tidak setinggi 2011 yang mencapai 6,5 persen,” sebut Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Tahun 2012, bank BUMN ini berhasil menyalurkan kredit Rp 200,7 triliun. Tumbuh signifikan sebanyak 22,8 persen dari realisasi tahun 2011 sebesar Rp 163,5 triliun. Terkait kredit, Gatot menegaskan bahwa BNI berupaya menjaga kredit yang diberikan mengarah kepada sektor yang produktif. Tandanya, sebesar 74 persen dari total kredit disalurkan ke sektor produktif, mulai dari segmen korporasi, menengah, kecil, internasional, dan ritel.

Lebih detail, ia menjelaskan, kredit BNI dialirkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, misalnya melalui Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). “Salah satu pembiayaan infrastruktur yang menonjol dari BNI diarahkan pada sektor transportasi dan konstruksi yang tersalurkan Rp 15,8 triliun pada tahun 2012, atau 62,7 persen dari komitmen yang disediakan BNI,” tambah Gatot.

Sementara itu, pada sektor kelistrikan, realisasi kredit BNI mencapai Rp 10,1 triliun. Di sektor minyak dan gas, realisasi pembiayaan tercatat sebesar Rp 11,1 triliun, atau setara dengan 86,5 persen dari komitmen yang tersedia di BNI. Secara keseluruhan, ia menuturkan, “Aliran kredit kami tetap fokus pada delapan sektor unggulan, yaitu pertanian, komunikasi, kelistrikan, ritel, minyak dan gas, konstruksi, makanan dan minuman, dan sektor kimia.”

Jika menilik jenis kredit, kredit investasi naik 31,9 persen dari tahun lalu. Nilainya mencapai Rp 27,3 triliun pada 2012. Menyusul kemudian pertumbuhan kredit modal kerja dengan 21,7 persen, atau mencapai Rp 44,9 triliun di tahun lalu.

“Penguatan kredit investasi dan modal kerja ini menjadi fokus kami dalam membantu pemerintah mendorong pertumbuhan investasi nasional, sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Demikian juga, dukungan kredit konsumer yang kami alirkan guna menopang sektor konsumsi yang menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi terpenting di Indonesia,” papar Gatot.

Selanjutnya, ia pun menerangkan, kredit pemilikan rumah (KPR) atau BNI Griya tumbuh 40 persen. Kinerja KPR tersebut lantas membawa BNI Griya menguasai 11,3 persen pangsa pasar KPR. Tahun 2011, porsi pangsa pasar ini baru mencapai 9,9 persen.

Ditegaskan Gatot, penyaluran kredit BNI mempunyai kualitas yang sangat baik. Bisa dilihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dari 3,6 persen menjadi 2,8 persen. “Perbaikan infrastruktur perkreditan BNI telah dilakukan sejak tahun 2010, sehingga BNI mampu menyalurkan kredit komersial maupun konsumer dengan cepat di seluruh Indonesia yang didukung oleh kecanggihan teknologi informasi BNI,” tegasnya.

Dengan kinerja kredit yang baik, juga catatan positif yang diperoleh oleh operasional lainnya, BNI pun menghasilkan laba bersih setelah pajak Rp 7,1 triliun. Laba ini naik 21 persen dari 2011 yang mencapai Rp 5,81 triliun.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved