Financial Report

Bukukan Pra Penjualan Rp3,3 Triliun, Summarecon Lampui Target

Kiri-Kanan: Direksi PT Summarecon Agung Tbk.,Herman Nagaria Direktur, Bapak Adrianto P. Adhi Presiden Direktur, Lidya Tjio Direktur, Lexy A. Tumiwa Komisaris, dan Soegianto Nagaria Direktur disela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon di Jakarta.

Stimulus pemerintah terhadap kebijakan insentif bebas pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak serta unit hunian rumah susun membawa angin segar bagi pengembang di tengah pandemi Vovid-19. Hal ini dirasakan PT Summarecon Agung Tbk., (Summarecon). Menurut Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto P. Adhi, Summarecon membukukan Rp 500 miliar-Rp 600 miliar setelah fasilitas pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah.

Semula intensif berlaku hingga Agustus 2021, kini diperpanjang hingga akhir Desember 2021. Diakui Adrianto hingga akhir tahun ini Summarecon masih memiliki potensi penjualan sekitar Rp 1,2 triliun, dengan memanfaatkan stimulus pemerintah.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon (24/8), Adrianto menuturkan Pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja hampir seluruh bidang usaha di dunia termasuk Indonesia, tidak terkecuali sektor properti. Hal ini terjadi sejak tahun 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini.

Namun dengan kekuatan brand PT Summarecon Agung Tbk., (Summarecon), penerapan strategi dan tata kelola perusahaan yang baik, inovasi dan juga konsistensi dalam menjaga kualitas produk juga komitmennya kepada pelanggan, maka sepanjang tahun 2020, Perseroan berhasil membukukan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp3,3 triliun. Pencapaian tersebut melampaui revisi target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp2,5 triliun.

Adrianto menambahkan kinerja perseroan yang cukup baik di tahun 2020 juga turut dipicu oleh kebutuhan masyarakat akan properti untuk tempat tinggal maupun usaha yang terus meningkat. Daya beli masyarakat yang terdampak pandemi dapat tertanggulangi dengan penawaran skema pembayaran yang cukup bersahabat dan tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah, hal ini membuat properti semakin mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Dalam laporan keuangan 2020, Perseroan mencatat total pendapatan sebesar Rp 5 triliun. Usaha Pengembangan Properti masih menyumbangkan pendapatan tertinggi dengan pendapatan operasional sebesar Rp 3,7 triliun atau berkontribusi 73% dari total pendapatan, dan laba usaha sebesar Rp 1,23 triliun atau berkontribusi sebesar 96% dari total laba usaha perusahaan sebesar Rp 1,27 triliun.

Diakui Adrianto, penjualan masih di dominasi oleh produk hunian baik landed maupun vertikal sebanyak 79%, disamping penjualan komersial dan produk lainya. Pra-penjualan pemasaran tersebut berasal dari tujuh lokasi Summarecon yaitu Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor. Summarecon Bogor adalah township terbaru yang dibuka pada Oktober 2020 dengan peluncuran perdana 555 unit properti senilai Rp 1,2 triliun, seluruh unit tersebut habis terjual selama 2 hari pemasaran.

Selain itu dengan diberlakukan penerapan PSBB dan PPKM mengakibatkan sebagian besar operasi bisnis di sektor pusat perbelanjaan, hotel dan klub komunitas ditangguhkan atau ditutup, hal ini mengurangi sumber pendapatan. Unit Usaha Investasi dan Pengelolaan Properti mencatat pendapatan sebesar Rp894 miliar, turun Rp 705 miliar atau 44% dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun.

Unit usaha ini memberikan kontribusi sebesar 18% dari total pendapatan Perseroan, dimana 91% di antaranya berasal dari bisnis mal dan ritel. Secara geografis, Kelapa Gading masih menjadi kontributor tertinggi dengan 48% pendapatan segmen diikuti oleh Serpong (32%) dan Bekasi (19%). Sedangkan untuk segmen usaha lainnya meliputi hotel, klub rekreasi masyarakat, pengelolaan township dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung dan melengkapi kerja terpadu sebuah township. Pendapatan dari bisnis ini turun 36% menjadi Rp 466 miliar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved