Financial Report

Harga Batu Bara Anjlok, Penjualan Alat Berat UNTR Lesu

Harga Batu Bara Anjlok, Penjualan Alat Berat UNTR Lesu

Produsen alat berat PT United Tractors Tbk. hingga Oktober 2012 mengalami penurunan penjualan akibat melemahnya harga batu bara. Akibatnya, tahun depan perseroan memangkas lebih dari 50% belanja modalnya (capex) dibandingkan tahun ini.

“Kontribusi penjualan Komatsu paling besar berasal dari sektor pertambangan. Karena harga batu bara turun, maka aktivitas pertambangan ikut turun, jadi penjualan secara total ikut turun,” kata Gideon Hasan, Direktur Keuangan UNTR.

Penjualan alat berat United Tractors hingga Oktober 2012 turun 19,6% menjadi 5.704 unit dibanding periode yang sama 2011 sebanyak 7.097 unit.

Menurut Gideon, kontribusi penjualan alat berat dari sektor pertambangan mencapai 55% dari total penjualan hingga akhir Oktober 2012. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana penjualan alat berat dari sektor tersebut berkontribusi 68% dari total penjualan.

Akibat lesunya aktivitas pertambangan, UNTR bahkan harus memangkas capex-nya, dari US$ 650-700 juta di 2012 menjadi hanya US$ 300 juta di 2013.

“Beberapa klien perusahaan banyak yang menghentikan kontrak armada alat produksi traktor karena perusahaan tambang menurunkan produksinya,” katanya.

Kenaikan kontribusi penjualan alat berat perseroan hanya terjadi di dua sektor yaitu sektor kontruksi dan pertanian. Kontribusi sektor pertanian naik 8% menjadi 24% pada akhir Oktober 2012, sedangkan sektor kontruksi naik 5% menjadi 15%. Sementara kontrubusi penjualan alat berat di sektor kehutanan stagnan di level 6% terhadap total penjualan.

Hingga kuartal III-2012, United Tractors membukukan pendapatan Rp 44,14 triliun, naik 11% dibanding periode yang sama 2011. Kenaikan pendapatan didorong kenaikan pendapatan dari kontraktor pertambangan sebesar 26,3% dan unit usaha pertambangan 28,2%.

Sementara kontribusi unit usaha mesin kontruksi turun 4,6% menjadi Rp 18,99 triliun. Penurunan kontribusi unit usaha mesin konstruksi disebabkan melemahnya penjualan alat berat Komatsu. Namun pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat naik 27% menjadi Rp 4,48 triliun. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved