Financial Report Strategy Corporate Action

Holcim Pertahankan Pangsa Pasar 13,9%

Holcim Pertahankan Pangsa Pasar 13,9%

Pasar semen domestik mengalami penurunan 5 persen menjadi 28,7 juta ton pada semester pertama tahun ini. Hal ini disebabkan antara lain merosotnya kebutuhan nasional yang mencerminkan lemahnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih berlangsung hingga saat ini. Sementara, proyek-proyek pemerintah pada beragam sektor seperti infrastruktur, masih belum juga terealisasi.

Kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga semen BUMN sebesar Rp3.000 per sak untuk merangsang peningkatan kebutuhan pasar juga tidak efektif, bahkan memberikan dampak penurunan terhadap keuntungan perusahaan-perusahaan semen. Menyusul dengan adanya kebijakan penurunan harga pada akhir 2014, kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar berdampak pada biaya produksi dan distribusi, tapi proyek pekerjaan umum yang telah dinantikan masih tertunda. Tren percepatan proses pelelangan proyek dan persetujuan anggaran pemerintah, menunjukkan bahwa prospek bisnis ke

PT Holcim Indonesia Tbk (Sumber Foto: geoenergi.co.id)

PT Holcim Indonesia Tbk (Sumber Foto: geoenergi.co.id)depan baru akan membaik pada akhir semester kedua tahun ini hingga awal tahun depan.

PT Holcim Indonesia Tbk hingga akhir kuartal satu mampu mempertahankan pangsa pasar sebesar 13,9 persen, namun total volume penjualan mengalami penurunan 4,9 persen. Sebagai dampak penurunan volume, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 1,4 persen menjadi Rp 4,86 triliun pada semester pertama ini. Hasil ini tercapai di tengah persaingan yang semakin meningkat, serta di bawah tekanan pasar yang melimpah dimana pemerintah melakukan intervensi dalam penetapan harga, dan jumlah pemain bisnis semen yang kini mencapai hampir dua kali lipat dibandingkan dua tahun lalu.

Selain penurunan pendapatan, kenaikan biaya masih menjadi tantangan sektor industri ini. Holcim Indonesia mencatat kenaikan biaya produksi pada faktor energi, depresiasi, dan upah di semester pertama tahun ini. Biaya tarif dasar listrik meningkat 22 persen, sementara biaya distribusi meningkat 17 persen karena naiknya harga bahan bakar sebesar 25 persen, serta biaya pergudangan yang juga mengalami kenaikan. Salah satu faktor biaya yang mempengaruhi yaitu terkait inisiatif perusahaan untuk melakukan restrukturisasi dan efesiensi organisasi dalam rangka meningkatkan produktifitas dan efisiensi operasional di masa yang akan datang.

Faktor ini tercermin dalam biaya tenaga kerja yang meningkat sebesar 32 persen. Dengan demikian, laba kotor perusahaan tergerus 26 persen pada angka Rp 1.061 miliar. Biaya operasional meningkat 26 persen menjadi Rp 949 miliar, dan biaya-biaya keuangan meningkat lima kali lipat menjadi Rp 269 miliar karena terus melemahnya nilai tukar Rupiah dan naiknya suku bunga pinjaman perusahaan sebagai konsekuensi dari penyelesaian pembangunan pabrik barunya di Tuban.

Semua faktor kenaikan biaya, pasar yang lesu, dan dampak biaya atas inisiatif restrukturisasi organisasi tersebut, menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 123 miliar pada semester pertama tahun ini.

Manajemen perusahaan memandang kinerja paruh tahun ini sebagai cerminan dari menurunnya kebijakan dan kinerja perekonomian secara umum, khususnya intervensi pada harga dan belum terealisasinya proyek-proyek infrastruktur. Namun Holcim Indonesia telah bersiap diri menghadapi persaingan dengan beroperasinya pabrik baru di Tuban, Jawa Timur, serta rencana strategis lain untuk memperluas layanan dan penetrasi pasar, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.

Gary Schutz, CEO Holcim Indonesia, mengatakan, “Hal-hal yang mendasar di Indonesia tidak berubah. Saat perekonomian kembali pulih dengan terealisasinya proyek-proyek infrastruktur yang tertunda dan stimulus ekonomi lainnya seperti Paket Kebijakan Ekonomi yang baru diluncurkan Presiden Jokowi September ini, kami percaya akan membantu ekonomi menjadi lebih baik, dan Holcim juga telah melakukan perampingan untuk mengurangi biaya-biaya operasional kami”.

Akhir Agustus lalu Holcim Indonesia baru saja meresmikan pabrik barunya di Tuban yang melengkapi keberadaan perusahaan di Pulau Jawa. Pabrik baru ini akan membantu meningkatkan pelayanan, menjamin pasokan, dan memperkuat posisi Holcim bersama tiga perusahaan semen terbesar di Indonesia. Pabrik baru ini hadir dengan mengaplikasikan teknologi terdepan untuk memberikan nilai lebih bagi para pelanggan, dan meningkatkan kinerja lingkungan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved