Sebagai salah satu bank swasta di Indonesia, OCBC NISP mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan di industri perbankan. Catatan keuangan yang positif selama triwulan I tahun 2013 bisa diraih melalui kekonsistenan bank dalam menjaga rasio-rasio keuangan yang penting pada level yang sehat.

Mengenai laba, OCBC NISP berhasil menghasilkan laba bersih sebesar Rp 247 miliar. Capaian itu naik 23% dari triwulan I tahun lalu. Kenaikan laba dihasilkan dari, salah satunya, meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 18% dari Rp 601 miliar di akhir Maret 2012, menjadi Rp 709 miliar pada akhir Maret tahun ini.

Selain itu, total aset bank naik 29% menjadi Rp 81,3 triliun pada triwulan I 2013. Dana pihak ketiga pun meningkat 19% menjadi Rp 59,3 triliun dari Rp 46,6 triliun pada akhir Maret 2012. Pertumbuhan dana pihak ketiga ini menunjukkan tingginya kepercayaan nasabah terhadap bank.

Terkait kredit, OCBC NISP juga berhasil menyalurkan dana Rp 53,7 triliun. Ada pertumbuhan kredit sebanyak 27% dibandingkan triwulan I 2012. Perlu dicatat, bank swasta ini juga senantiasa menjaga kualitas kredit yang diberikan. Salah satu caranya adalah dengan diversifikasi sektor usaha. Di mana komposisi kredit yang disalurkan untuk sektor perdagangan sebesar 24%, industri sebanyak 23%, dan jasa 22%. Sedangkan menurut jenis penggunaannya, kredit yang diberikan untuk modal kerja mencapai 40%, untuk investasi 36%, dan bagi konsumer 24%.

Kualitas kredit yang disalurkan pun dijaga dengan menerapkan strategi manajemen resiko yang tepat. Rasio kredit yang bermasalah (NPL) pun berhasil turun menjadi 0,4% pada akhir Maret lalu. Angka itu jauh dari batas maksimal yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 5%.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur dan CEO OCBC NISP

Terhadap capaian bank yang dinahkodainya, Presiden Direktur & CEO Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, di Jakarta, Kamis (25/4/2013), pun mengatakan,“Sejalan dengan komitmen untuk melanjutkan pertumbuhan, di tahun 2013 ini, Bank OCBC NISP terus aktif melakukan ekspansi dalam berbagai aspek. Dari sisi modal kami mengalami pertumbuhan sebesar 35% menjadi Rp 9,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sehingga meningkatkan rasio permodalan (CAR) menjadi 16,6%. Dengan pondasi keuangan yang semakin kokoh dan pertumbuhan yang berkelanjutan, kami semakin siap menghadapi tantangan perbankan di masa mendatang.” (EVA)