Financial Report zkumparan

Laba Mandiri Syariah Capai Rp365 Miliar di 2017

Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan laba bersih sebesar Rp365 miliar atau naik 12,22% (yoy) dari semula Rp325 miliar pada 2016.

Pertumbuhan laba ditopang oleh meningkatnya margin bagi hasil bersih dan fee based income yang tahun 2017 naik Rp701 miliar atau secara tahunan tumbuh14,35% menjadi Rp5,58 triliun. Margin bagi hasil bersih tumbuh Rp617 miliar atau 15,35% (year on year) menjadi Rp4,64 triliun dibandingkan Rp4,02 triliun di 2016. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan perbaikan kolektibilitas pembiayaan.

Di sisi lain, perusahaan dapat mengendalikan biaya overhead yang naik 0,26%. Laba operasional meningkat Rp692 miliar atau tumbuh 42,93% menjadi Rp2,30 triliun, terutama karena peningkatan margin bagi hasil bersih dan fee based income.

“Di tahun 2017, strategi kami ada empat yakni pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, selain itu kami fokus ke kualitas pembiayaan, fee based income, dan melakukan efisiensi,” ujar Toni EB Subari, Direktur Utama BSM.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketatnya kondisi ekonomi selama 2017 turut meningkatkan persaingan dalam penghimpunan dan penyaluran dana. Namun demikian, sampai dengan akhir Triwulan IV, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Mandiri Syariah berhasil tumbuh 11,37% (year on year) atau meningkat Rp7,95 triliun dari Rp69,95 triliun per Desember 2016 menjadi Rp77,90 triliun pada Desember 2017.

Dari total dana tersebut sebesar 51,80% atau Rp40,36 triliun merupakan dana murah (low cost fund) yang tumbuh 16,36% dibandingkan periode yang sama pada Desember 2016 sebesar Rp34,68 triliun. Komposisi dana murah naik dari 49,58% di Desember 2016 menjadi 51,80% di Desember 2017.

Pertumbuhan dana murah tersebut ditopang oleh tabungan yang naik 13,13% menjadi Rp31,39 triliun per posisi Desember 2017 dari semula Rp27,75 triliun per posisi Desember 2016. Giro naik 29,31% (year on year) menjadi Rp8,96 triliun per posisi Desember 2017 dibandingkan posisi Desember 2016 sebesar Rp6,93 triliun. Posisi tabungan Mandiri Syariah berada di peringkat sembilan perbankan nasional yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Mandiri Syariah.

“Strategi penghimpunan dana ke depan adalah dengan terus meningkatkan komposisi dana murah yaitu tabungan dan giro untuk menekan cost of fund,’’ ungkapnya. .

Peningkatan DPK mendorong aset Mandiri Syariah per Desember 2017 naik 11,55% (yoy) menjadi Rp87,94 triliun dibandingkan sebesar Rp78,83 triliun per posisi Desember 2016. Untuk pembiayaan, sampai dengan Kuartal IV 2017 , sebesar Rp60,69 triliun atau tumbuh 9,20% dibanding Rp55,58 triliun pada Desember 2016. Kenaikan ini diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan NPF Nett turun dari 3,13% menjadi 2,71%.

Sejalan dengan refocusing bisnis bank, segmen ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi dibanding wholesale. Segmen ritel yang terdiri atas pembiayaan di bidang Konsumer, Pawning, dan UMKM tumbuh sebesar 11,48% semula Rp30,78 triliun menjadi Rp34,31 triliun. Adapun pembiayaan segmen corporate tumbuh 5,50% semula Rp24,77 triliun menjadi Rp26,13 triliun. Untuk korporat, Mandiri Syariah membidik sector korporat Murni terutama terkait infrastruktur, BUMN, pendidikan, perkebunan, kesehatan dan supply chain.

Sementara untuk pembiayaan segmen UMKM, Mandiri Syariah memiliki portofolio 21,77%. Fee Based Income juga tumbuh 9,67% menjadi Rp943 miliar dari semula Rp860 miliar.

“Mandiri Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang masuk Buku III dengan ekuitas sebesar Rp7,31 triliun atau tumbuh 14,42% dibandingkan Triwulan IV tahun 2016 sebesar Rp6,39 triliun,” jelasnya.

Pada akhir 2017 perusahaan induk yakni Bank Mandiri menyuntikkan setoran modal Rp500 miliar sehingga posisi modal disetor perusahaan pada tahun 2018 ini hampir Rp3 triliun. Dengan penambahan modal tersebut, Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 15,86% mengalami peningkatan sebesar 1,85% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 14,01%. Dari sisi efisiensi dengan indikator CER pun Mandiri Syariah membaik yang berada di level 52,84%.

Ke depannya Mandiri Syariah akan terus mempertajam target segmen, memperbaiki bisnis model dan penyempurnaan kualitas layanan. “Kami juga bersyukur dapat bersinergi dengan induk perusahaan di dalam penetrasi pasar salah satunya melalui Layanan Syariah Bank (LSB) di outlet Bank Mandiri” kata Toni.

Saat ini Mandiri Syariah mulai masuk ke bisnis berbasis online melalui kerja sama dengan Tokopedia dan Bukalapak dalam bentuk fasilitas transaksi dan penawaran pembiayaan. ‘’Kami memang harus bersiap menghadapi perubahan masyarakat dan budaya termasuk di bidang keuangan Untuk itu, kami akan terus bertransformasi, termasuk membuka sinergi dengan perusahaan atau e-commerce yang memiliki reputasi baik di masyarakat,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved