Financial Report zkumparan

Laba Bersih BNI Syariah Naik 50,6% di Kuartal III/2019

BNI Syariah mencatatkan laba bersih Rp 461,96 miliar sampai Triwulan III /2019, atau naik 50,66% dibandingkan periode sebelumnya Rp306,61 miliar pada 2018. BNI Syariah juga mencatat kenaikan aset 12,76% yoy menjadi Rp 43,92 triliun dari periode sebelumnya Rp 38,95 triliun. Kenaikan aset BNI Syariah ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri sebesar 11,53% (data SPS per Juli 2019 BUS-UUS).

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, mengatakan, kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas, efisiensi operasional, ekspansi dana murah yang ditunjukkan oleh rasio CASA yang meningkat, serta NPF yang terjaga sehingga menghasilkan profitabilitas yang optimal.

Selain itu, minat nasabah terhadap produk dengan akad wadiah semakin tinggi sehingga beban bagi hasil menurun. “Secara umum kinerja BNI Syariah terus tumbuh secara konsisten di atas rata-rata industri,” kata Abdullah dalam keterangan pers, Jumat (25/10/2019).

Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 31,81 triliun, naik 18,34% yoy dari periode sebelumnya sebesar Rp 26,88 triliun. Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp 15,08 triliun (47,4% dari total pembiayaan); segmen komersial sebesar Rp 8,54 triliun (26,8%); segmen kecil dan menengah sebesar Rp 6,22 triliun (19,6%); segmen mikro sebesar Rp 1,61 triliun (5,1%); dan kartu pembiayaan sebesar Rp 358 miliar (1,1%).

Selain pembiayaan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 37,49 triliun, naik 11,79% yoy dari periode sebelumnya sebesar Rp 33,53 triliun dengan jumlah rekening sebanyak 3,33 juta. Pertumbuhan DPK ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 13,28% (data SPS per Juli 2019 BUS-UUS).

Abdullah menyebut, komposisi DPK didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 61,95%. Rasio dana murah ini didapat dari kerjasama dengan institusi, perguruan tinggi, sekolah dan komunitas, salah satunya melalui program Masjidku Hasanahku, yaitu pelatihan optimalisasi manajemen keuangan masjid di 16 kota yang telah diikuti lebih dari 2.000 masjid sejak awal 2019.

Dari sisi rasio efisiensi, sampai triwulan III 2019, BNI Syariah mencatat biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) sebesar 80,67% atau membaik dibanding periode sama 2018 sebesar 85,49%. Rasio efisiensi yang membaik ini diperoleh melalui adanya sinergi BNI Syariah dengan BNI Induk dalam hal layanan, operasional perbankan, optimalisasi marketing communication. Seiring rasio efisiensi, rasio profitabilitas salah satunya Return on Equity (ROE) juga mengalami kenaikan dari 10,47% menjadi 14,02%.

Adapun rasio pembiayaan bermasalah (NPF) sebesar 3,05% membaik dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar 3,08%. Menurut Abdullah, membaiknya rasio NPF ini dicapai dengan pembiayaan ke sektor yang memiliki risiko rendah dengan terus memonitor kualitas pembiayaan secara konsisten sehingga menghasilkan yield yang optimal.

“Dalam meningkatkan kinerja, kami senantiasa memelihara hubungan nasabah dan mitra dengan value proposition Hasanah Banking Partner, dimana BNI Syariah menyediakan solusi yang komprehensif melalui produk dan layanan kepada institusi. Kami juga melakukan transformasi digital dengan menerapkan metodologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan transaksi dan ibadah nasabah,” ujar Abdullah.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved