Financial Report Capital Market & Investment

Pendapatan Garuda Diproyeksikan Naik 13,04% Tahun 2019

Pesawat Garuda Indonesia di hanggar GMF AeroAsia di September 2019. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan pendapatan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) di akhir tahun 2019 mencapai US$ 4,94 miliar. Proyeksi pendapatan ini lebih tinggi sebesar 13,04% dari relaisasi pendapatan di tahun 2017 senilai US$ 4,37 miliar. Sedangkan laba bersih GIAA diestimasikan naik menjadi US$ 288 juta dari rugi bersih US$ 198 juta di tahun lalu.

Proyeksi kinerja keuangan GIAA itu merefleksikan pertumbuhan bisnis di Januari-September tahun ini. Hal ini tecermin dari kinerja kuangan GIAA pada kuartal III/2019 yang dirilis pada Kamis, (31/10/2019). Pendapatan usaha GIAA di kuartal III tahun ini naik menjadi US$ 3,54 miliar dari US$ 3,22 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode ini, beban usaha turun menjadi US$ 3,29 miliar dari US$ 3,35 miliar dan beban usaha lainnya tercatat US$ 287,28 ribu.

Penurunan beban usaha mendongkrak keuangan maskapai penerbangan pelat merah ini. Alhasil, GIAA membukukan laba bersih senilai US$122,42 juta dari rugi US$114,08 juta di periode sama tahun sebelumnya. Indikator positif ditunjukkan dari pos keuangan lainnya, misalnya laba usaha diraih sebesar US$ 253,25 juta dari rugi usaha US$ 70,82 juta dan laba sebelum pajak diraih sebesar US$191,59 juta dibandingkan rugi sebelum pajak tahun sebelumnya senilai US$ 132,18 juta. Total aset perseroan per September tahun ini mencapai US$ 4,41 miliar, naik naik 5,75% dari total aset US$ 4,17 miliar di 31 Desember 2018.

Riset yang dirilis Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada Kamis ini menyebutkan Garuda per September tahun ini berhasil menurunkan biaya pembakaran bahan bakar sebesar 13,2% seiring dengan turunnya harga bahan bakar sebesar 3%. Di kuartal III tahun ini, pembakaran bahan bakar turun sebesar 12,9% jika dibandingkan kuartal II/2019 yang sebesar 15,8%, sementara harga bahan bakar rata-rata turun 2,4% (year on year). Lee Young Jun, Analis Mirae Asset Sekuritas Indoneisa berpendapat mempertimbangkan harga yang lebih rendah dan pembakaran bahan bakar itu, maka Garuda Indonesia mendapat penambahan margin pendapatan dan laba bersih di Januari-September tahun ini.

Young Jun menambahkan tren pertumbuhan kinerja keuangan GIAA ditopang efisiensi yang bedampak terhadap peningkatan margin keuntungan perseroan. Menurut dia, efisiensi tersebut terlihat dari rendahnya penurunan pendapatan penumpang per kilometer (revenue passenger kilometres/RPK) dan ketersediaan kursi per kilometer (available seat kilometres/ASK), dibandingkan dengan penurunan jumlah penumpang dan kargo. “Pada September, RPK dan ASK masing-masing mencapai 3,254.9 juta atau turun sebesar 14% dan 4,241.6 juta, turun10,2% Penurunan ASK sebagian besar disebabkan oleh strategi peningkatan efisiensi memotong rute yang tidak menguntungkan, sementara penurunan RPK didorong oleh harga tiket yang lebih tinggi, yang kami percaya adalah strategi yang tepat waktu untuk GIAA,” ujar Young Jun di Jakarta, Kamis pekan ini.

Dia merekomendasikan investor mengakumulasi beli saham GIAA. “Secara keseluruhan, kami mempertahankan rekomendasi Buy kami pada GIAA dengan target harga Rp 720/saham. Kami percaya pendapatan di kuartal III tahun ini dan margin garis bawah GIAA akan meningkat dan mencapai level tertinggi mereka pada tahun 2019. Harga target kami bedasarkan target price book to value (PBV) 1,5 kali,” tutur Young Jun. Harga saham Garuda Indonesia per 31 Oktober 2019 di level Rp 590/saham, naik 97,98% dari Rp 298 di 31 Desember 2018 (year to date).

Kendati mencetak kinerja bisnis positif, manajemen Garuda Indonesia dihimbau tidak berpuas diri dan konsisten mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG/good corporate governance). BUMN diamati. Sebelumnya, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani, mengatakan Garuda Indonesia merupakan salah satu dari BUMN yang dinilai sebagai tantangan bagi Kementerian BUMN dibawah kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir. “Utang BUMN terus naik. Ada pula beberapa masalah, seperti di Garuda Indonesia, Jiwasraya, dan Krakatau Steel,” kata Aviliani pada diskusi online yang diikuti SWA Online pada akhir pekan lalu.

Menurut Aviliani, Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang skala bisnisnya besar dan harus dijaga reputasinya, misalnya dengan mengimplementasikan GCG. “GCG dari BUMN perlu diimplementasikan, terutama yang belum go public,” ujar Aviliani. Pembenahan Garuda Indonesia serta BUMN lainnya diyakini Aviliani akan berdampak positif terhadap peningkatan laba bersih dan aset di masa mendatang.

Citilink Tambah Rute Internasional

Di sisi lain, anak usaha GIAA, Citilink, berencana membuka rute penerbangan internasional baru dari Denpasar menuju Perth-Australia pada 8 November 2019. Dibukanya rute internasional ke-7 ini merupakan bagian dari akselerasi jaringan internasional yang dilakukan oleh Citilink di tahun 2019 ini.

Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra, dalam keterangan tertulis mengatakan bahwa pembukaan rute Perth ini, membuktikan bahwa Citilink siap menjadi pemain global yang menghubungkan Denpasar sebagai destinasi wisata dengan kota wisata lain di Australia, yaitu Perth. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali tahun 2019 menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara asal Australia menjadi wisatawan mancanegara dengan jumlah terbesar kedua yang mengunjungi Bali. Jumlah kunjungan wisatawan Australia hingga mencapai 118.556 kunjungan, jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebanyak 104.010 kunjungan.

Selain menyasar wisatawan mancanegara asal Australia untuk pergi ke Bali, sebaliknya dengan masuknya Citilink ke Australia dapat memberi peluang penumpang khususnya para millenials traveler Indonesia untuk menjadikan Australia menjadi destinasi wisata yang mudah, terjangkau, terkoneksi dari kota-kota lain di Indonesia, khususnya koneksi dari rute-rute Citilink.

Juliandra menjelaskan, Citilink berharap akan membuka semakin banyak rute internasional lainnya, termasuk ke kota-kota lain di Australia di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi modern airline yang terus melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat modern saat ini. Citilink akan menerbangi rute Denpasar-Perth di setiap hari menggunakan pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang. Citilink juga memberikan makanan dan minuman serta ekstra bagasi gratis sebanyak 20 kg yang dapat dinikmati oleh pelanggan selama periode promo.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved