Financial Report Capital Market & Investment zkumparan

Pendapatan Jasa Terminal Topang Laba Bersih IPCC Tumbuh 28,24 Persen

Pendapatan Jasa Terminal Topang Laba Bersih IPCC Tumbuh 28,24 Persen
Direktur Utama IPCC, Chiefy Adi Kusmargono. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Laba bersih PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) padaKuartal I/2019 naik menjadi Rp 49,03 miliar atau tumbuh 28,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adanya peningkatan laba tersebut tidak terlepas dari peningkatan pada pendapatan operasi. Pertumbuhan pendapatan operasi kuartal I tahun ini sebesar 1,98 persen, atau menjadi Rp 117,41 miliar dari Rp 115,13 miliar di Kuartal I/2018.

Melansir laporan keuangan yang dirilis perseroan, pendapatan operasi didukung oleh kenaikan seluruh sub operasi, yaitu pelayanan jasa terminal yang naik 1,87 persen dan pendapatan tersebut memberikan porsi 93,16 persen terhadap total pendapatan IPCC tersebut. Lalu, sub operasi pelayanan jasa barang yang meningkat 4,76 persen dengan kontribusi 5,64 persen terhadap total pendapatan, dan sub operasi pengusahaan tanah, bangunan, air, dan listrik yang naik 285,95 persen dengan kontribusi 0,78 persen.

Sementara, pendapatan dari sub operasi pelayanan rupa-rupa usaha tercatat turun 3,23 persen dan memberikan kontribusi 0,64 persen terhadap total pendapatan. Dalam laporannya, hingga Maret 2019, IPCC berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 7,25 persen dan beban umum dan administrasi (operasional) sebesar 0,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sehingga memberikan ruang bagi IPCC untuk dapat meningkatkan perolehan labanya.

Sugeng Mulyadi, Direktur Keuangan dan Human Capital IPCC menjelaskan upaya untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan laba telah dilakukan dan sebagai upaya untuk mempertahankan dan menjaga tingginya pertumbuhan kinerja dapat memberikan nilai positif kepada para stakeholder, khususnya kepada para investor.

Dari sisi rasio marjin, operating margin di Januari-Maret 2019 itu sebesar 46,6 persen atau lebih tinggi dari kuartal tahun lalu sebesar 42,2 persen seiring imbas kenaikan laba usaha. Begitupun dengan net profit margin yang menghasilkan angka 41,8 persen atau di atas perolehan kuartal I/2018 sebesar 33,2 persen yang disebabkan pertumbuhan yang cukup tinggi pada laba tahun berjalan.

Sementara itu, dari sisi operasional. Tercatat adanya peningkatan cargo/throughput pada CBU (kendaraan utuh/completely built up) di Terminal Internasional sepanjang tiga bulan pertama 2019 sebesar 9,04 persen menjadi 88 ribu unit dibandingkan kuartal I/2018 sebesar 81 ribu unit. Rinciannya, kenaikan 9,04 persen tersebut disumbang oleh throughput CBU ekspor yang mengalami kenaikan 25,56 persen secara akumulasi sepanjang kuartal pertama 2019. Sementara itu, pengantaran throughput CBU pada Terminal Domestik mengalami kenaikan 94,64 persen sepanjang kuartal pertama 2019.

MPada kesempatan terpisah, IPCC menerima kunjungan dari Komunitas MNC Gemesin Asia Charts untuk melihat langsung bisnis dan usaha yang dilakukan oleh perseroan. Kegiatan ini diprakarsai oleh perwakilan dari pihak komunitas dengan dengan Investor Relation IPCC, Reza Priyambada, yang bertujuan untuk lebih mengenal IPCC. Adapun, pengenalan sekilas IPCC telah disampaikan Sugeng ketika IPCC turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Komunitas Gemesin (Gemar Menabung Saham Indonesia) Asia Charts (GAC), dengan tema Kick Off 2019 MNC Gemesin, Be Original Be The First pada 27 April 2019. Dalam kegiatan tersebut, selain dibahas terkait dengan perkembangan Pasar Modal juga menghadirkan emiten yang salah satunya IPCC.

Kunjungan Komunitas GAC yang dihadiri oleh 60 orang tersebut disambut oleh Tim Corporate Secretary dan langsung diajak untuk berkeliling untuk melihat suasana kantor IPCC yang bergaya milenial sehingga nyaman untuk bekerja. Setelah para anggota Komunitas GAC diajak berkeliling kantor, selanjutnya menuju lapangan (site visit) untuk melihat langsung operasional IPCC. Dalam kunjungan lapangan tersebut dipandu oleh Indra Hidayat Sani, Direktur Operasi IPCC.

Pada kesempatan tersebut, Indra menjelaskan proses operasional yang terjadi pada lahan penampungan kendaraan di IPCC. “Terminal kami terbagi dua, yaitu internasional dan domestik. Internasional untuk ekspor dan impor. Domestik untuk pengangkutan dan pengantaran antar pulau. Jenis kendaraan yang paling banyak di terminal kami ialah jenis penumpang, SUV, MPV, maupun LCGC. Di IPCC, setiap kendaraan dilengkapi VIN (Vehicle Identification Number) atau barcode sehingga memudahkan kami untuk mengontrol setiap bongkar muat kendaraan,” Indra menjelaskannya seperti dilansir SWAonline di Jakarta, Jum’at (3/5/2019).

Setelah berkunjung di lapangan, kegiatan selanjutnya mendengarkan lebih detil penjelasan IPCC di Innovation Room. Dalam penjelasannya, Indra menjelaskan dari industri, latar belakang perusahaan, penggunaan dana IPO, line of busines, hingga pengembangan ke depannya. Indra juga menambahkan terkait data-data kargo/throughput hingga Maret 2019 terdapat 88.385 unit CBU ekspor-impor dengan peningkatan 9,04 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 81.059 unit. “Hal ini membuktikan bahwa permintaan akan ekspor kian menunjukan peningkatan seiring dengan peningkatana daya beli kendaraan di sejumlah negara tujuan ekspor,” Indra menimpalinya.

Terkait dengan pengembangan lahan, Indra kembali menjelaskan bahwa produksi di Thailand kian terbatas sehingga banyak pabrikan otomotif mengalihkannya ke Indonesia. Untuk mengantisipasinya maka IPCC akan mempersiapkan lahan parkir vertikal untuk menambah kapasitas pemuatan kendaraan. Tidak hanya itu, sejumlah area akan habis masa konsesinya oleh penyewa nantinya akan dikembalikan ke PT Pelindo II (Persero)/IPC (Indonesia Port Corporation) yang kemudian akan digunakan IPCC untuk menambah lahan penampungan.

Sementara itu, rencana strategis lainnya terkait jika permintaan ekspor turun maka IPCC akan melakukan langkah antisipasinya. Indra menjelaskan perseroan bakal mengantisipasinya melalui penambahan pengantaran throughput heavy equipment karena diperlukan dalam pembangunan infrastruktur sekaligus sejalan dengan program pembangunan pemerintah. “Lalu, domestik dimana permintaan akan kendaraan di masyarakat Indonesia cukup tinggi seiring meningkatnya daya beli, dan memberikan value added service dengan menyediakan layanan finishing, pengecekan, perbaikan minor, fitting aksesoris, pencucian mobil maupun alat berat, port-stock, dan lainnya,” tutur Indra.

Kemudian dalam persiapan menghadapi kehadiran mobil listrik, Indra kembali menyampaikan bahwa IPCC akan menyiapkan lahan parkir dimana nantinya akan dipasang solar cell untuk digunakan menampung sumber energi yang dapat digunakan tidak hanya untuk energi listrik kantor namun, juga untuk pengisian sumber energi yang akan digunakan pada mobil listrik.

Pada kesempatan tersebut, Sugeng ikut menyampaikan di akhir paparan kinerja perseroan terkait pentingnya untuk berinvestasi. “Kembali saya sampaikan bahwa berinvestasi di saham itu tidak terbatas oleh periode 1 bulan, 2 bulan, atau 3 bulan. Investasi di saham lebih kepada jangka panjang sehingga return bisa dirasakan optimal. Saham itu bisa kita investasikan secara reguler secara bertahap sehingga nantinya bisa kita nikmati di kemudian hari,” kata Sugeng. Ia juga menambahkan pencapaian kinerja yang optimal dan selalu meningkat serta investasi bisnis yang selalu menjadi fokus pengembangan utama, menjadi salah satu faktor untuk berinvestasi saham di IPCC.

Selanjutnya, rombongan Komunitas GAC menyempatkan untuk menjajal kuliner di PitStop Cafè milik IPCC yang baru saja diresmikan pada akhir April lalu. “Ini diharapkan dapat menjadi tempat yang asik, seru, enjoy for every one di lingkungan Pelabuhan khususnya di IPCC. Di sini kita sajikan konsep nongkrong seperti di rumah sendiri,” ucap Direktur Utama IPCC, Chiefy Adi Kusmargono.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved