Financial Report Capital Market & Investment Corporate Action

Saham BIRD turun 18,9%, TAXI Menguat 77,14%

Saham BIRD turun 18,9%, TAXI Menguat 77,14%

Saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) hingga kuartal I/2016 (year to date) melemah 18,9%. Harga saham BIRD di 31 Maret 2016 sebesar Rp 5.775, atau turun 18,9% dari 7.125 pada 4 Januari tahun ini. Sedangkan, saham PT Express Transindo Utama (TAXI) justru tidak menyusut kendati kinerja keuangannya tidak cukup solid daripada Blue Bird. Saham TAXI di awal Januari naik sebesar 77,14% dari Rp 105 menjadi Rp 186 pada akhir Maret kemarin.

Pada pekan lalu, manajamen Blue Bird dan TAXI mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia. Kinerja kuangan Blue Bird di tahun 2015 masih kinclong lantaran membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,47 triliun. Laba usaha perusahaan berlogo burung biru itu sebesar Rp 1,17 triliun. Kontribusi kinerja ini ditopang oleh pendapatan bunga menjadi Rp 26,90 miliar dari periode sama 2014 di level Rp 19,73 miliar. Namun, laba per saham dasar diatribusikan ke pemilik entitas induk turun menjadi Rp 329 dari periode 2014 sebesar Rp 336.

Riset yang dipublikasikan PT NH Korindo Securities menyebutkan pendapatan Bluebird yang melonjak itu didukung keputusan pemerintah menyetujui kenaikan tarif taksi reguler di tahun lalu menjadi Rp 4.000 per KM atau naik 11% dari periode sama 2014 di kisaran Rp 3.600 per KM. Di samping itu, kenaikan jumlah armada operasional taksi reguler menjadi 19.377 unit, naik sekitar 8% dari periode sama 2014 di kisaran 17.882 unit. Beban langsung berada di kisaran Rp 3,8 triliun, naik 14,97% dan laba kotor naik menjadi Rp 1,67 triliun.

Sedangkan TAXI membukukan performa negatif karena labanya di tahun lalu tergerus 72,83%, atau sebesar Rp 32,24 miliar alias menyusut dari Rp 118,71 miliar yang dicapai pada 2014. Pendapatan naik 9,03% menjadi Rp 970,09 miliar. Beban langsung naik 27,9% menjadi Rp 629 miliar. Laba kotor turun menjadi Rp 341,05 miliar dan laba usaha melorot menjadi Rp 239,90 miliar. Kinerja perseroan juga didukung pendapatan lain-lain naik menjadi Rp 8,14 miliar dari periode sama 2014 sejumlah Rp 1,92 miliar. Adapun laba per saham dasar turun menjadi Rp 15,03. Total liabilitas turun menjadi Rp 1,96 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,12 triliun. Ekuitas perseroan naik ke Rp 920,98 miliar.

Saham TAXI pada pertengahan Maret kemarin sempat melonjak drastis selama 14 Maret-16 Maret. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan (suspen) saham TAXI karena dinilai tidak wajar. Maklum saja, sepanjang tiga hari tersebut saham TAXI bergerak anomali atau dikategorikan unusual market activity (UMA). Pada Senin (14/3), misalnya, harganya meroket 28,3% ke level Rp 208 per lembar dari Rp 161 di perdagangan sehari sebelumnya. Hari berikutnya, harganya merangkak sebesar 7,69% menjadi Rp 224. Setelah diganjar suspen, saham perusahaan tidak bergerak di kisaran Rp 224 per lembar.

Perusahaan taksi seperti PT Blue BIrd Tbk., berkompetisi dengan perusahaan aplikasi yang menawarkan jasa transportasi darat. (Ilustrasi foto : Dok SWA).

Perusahaan taksi seperti PT Blue BIrd Tbk., berkompetisi sengit dengan perusahaan aplikasi yang menawarkan jasa transportasi darat. (Ilustrasi foto : Dok SWA).

Ketika itu, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy mengungkap para pihak berkepentingan diharap memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan. Hal ini diingatkan otoritas pasar modal karena melihat gejala spekulatif di saham perusahaan taksi pasca demonstrasi supir taksi dan angkutan darat pada medio Maret lalu. ”Suspen dikenakan untuk menenangkan pasar. Menghindari kemungkinan terburuk di tengah lonjakan drastis saham perusahaan,” beber Irvan. Di samping itu, investor diharapkan mengkaji lebih lanjut rencana aksi korporasi dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Saham kedua perusahaan taksi itu memang diapresiasi investor pasca demonstrasi supir taksi yang menolak kehadikan transportasi berbasis aplikasi yaitu Uber Taxi dan Grab Car pada 14 Maret 2016. Unjuk rasa ini merupakan cermin kegelisahan perusahaan taksi konvesional yang menuding Uber Taxi dan Grab Car sebagai biang kerok dari menurunnya omzet para supir taksi. Uber Taxi dan Grab meramaikan jasa transportasi darat sejak pertengahan tahun lalu. Manajemen BIRD dan TAXI menyangkal keterlibatan perusahaan dalam aksi unjuk rasa para supir taksi.

Sebelumnya, David Santoso, Direktur Keuangan TAXI mengatakan perusahaanya sejak awal tahun 2015 mengembangkan sistem teknologi informasi untuk meluncurkan sistem aplikasi digital untuk berkompetisi dengan perusahaan transportasi online. Perseroan akan lebih intensif memaksimalkan armadanya menggunakan aplikasi sehingga Infrastruktur TI disiapkan untuk menambah daya saing perseroan ke depannya. Kalau Blue Bird sudah merilis aplikasi My Blue Bird di Desember kemarin. Aplikasi ini mudah diakses di telepon cerdas pengguna. Aplikasi My Blue Bird ini dapat diunduh di piranti bergerak berbasis android atau iOS. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved