Financial Report Corporate Action

Wow, Danamon Raup Laba Rp1,9 Triliun

IMG_4084

Selama kuartal ketiga tahun 2015, PT Bank Danamon Indonesia meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,9 triliun. Danamon mencatatkan beberapa peningkatan dibandingkan dengan kuartal kedua 2015. Peningkatan tersebut termasuk pertumbuhan laba bersih setelah pajak 14% pada kuartal ketiga dibandingkan pada kuartal kedua menjadi Rp 643 miliar.

Rasio biaya terhadap pendapatan (cost-to-income) membaik dari 54,6% di kuartal kedua menjadi 51% di kuartal ketiga. Selisih bunga bersih (net interest margin) tumbuh dari 7,8% pada kuartal kedua menjadi 8,3% pada kuartal ketiga. Hal ini disebabkan oleh turunnya biaya dana.

Di kuartal ketiga 2015, kredit untuk segmen UKM, komersial, dan korporat tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Namun, pertumbuhan tersebut diimbangi oleh penurunan kredit di segmen mass market, terutama pada segmen usaha mikro dan pembiayaan otomotif. Secara keseluruhan, kredit turun 4% menjadi Rp 133,6 triliun di kuarta ketiga dari Rp 139 triliun dalam periode yang sama tahun lalu.

Kredit segmen UKM tumbuh 7% menjadi Rp 22,6 triliun dari Rp 20,1 triliun. Kredit di segmen komersial tumbuh 5% menjadi Rp 16,2 triliun daro Rp 15,4 triliun. Kredit di segmen korporat tumbuh 5% menjadi Rp 18,3 triliun. Kredit yang mengalami penurunan adalah pada segmen usaha mikro dan pembiayaan kendaraan. Penurunan 19% untuk kendaraan roda 2 dan 21% untuk roda 4 turut mempengaruhi hal ini.

Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam berada pada Rp 16,1 triliun atau turun 18% dari Rp 19,6 triliun di tahun lalu. Pembiayaan kendaraan dan barang konsumen melalui Adira Finance turun 7% menjadi Rp 47,6 triliun. Turunnya pasar otomotif ini membuat Adira Finance beralih ke pendanaan mobil dan motor bekas.

Giro dan tabungan (CASA) Danamon berkontribusi sebesar 45% daro total dana pihak ketiga, dibandingkan 43% dalam periode yang sama tahun lalu. CASA tumbuh 5% menjadi Rp 53 triliun dari Rp 50 triliun. Deposito menurun 4% menjadi Rp 63,2 triliun. Tumbuhnya kompisisi CASA mengakibatkan penurunan pada biaya dana (cost of funds) menjadi 6%. Tahun lalu di periode yang sama, cost of funds mencapai 6,4%.

Rasio kredit bermasalah (gross nonperforming loans) berada pada level 3,0%. Angka ini masih di bawah 5% yang merupakan batas maksimum regulator. Rasio kredit terhadap total pendanaan (loan to funding ratio/LFR) berada di posisi 91,1% dibandingkan 91,3% di periode yang sama tahun lalu. LFR Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94%. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) kosolidasi berada pada posisi 19,1%, sementara CAR standalone berada pada 20,1%.

Baru-baru ini, Danamon menandatangani MoU dengan BCA yang mencakup co-branding dengan kartu Flazz milik BCA. Melalui kemitraan ini, nasabah Danamon dapat menerima manfaat dari kartu Flazz. Lalu, Danamon turut menandatangani MoU dengan Rintis Sejahtera sebagai pengelola jaringan PRIMA. Kerja sama ini meliputi pengembangan infrastuktur pengisian ulang saldo kartu Flazz melalui jaringan Danamon.

“Di kuartal ketiga ini, kami telah melakukan beberapa peningkatan produktivitas dan kami turut melakukan efisiensi. Kami sedang berfokus kepada peningkatan jangkauan dan kualitas layanan nasabah kami dengan melakukan restrukturisasi di jaringan layanan dan penjualan,” ujar Vera Eve Lim, Chief Financial Officer dan Direktur Danamon. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved