Good Corporate Governance

Roy Sembel: GCG Harus Jadi Kultur dalam Perusahaan

Roy Sembel: GCG Harus Jadi Kultur dalam Perusahaan

Peran Good Corporate Governance (GCG) menjadi kian penting bagi perusahaan untuk menarik investor di tengah kondisi perekonomian dunia yang selalu dihantui ancaman krisis. Sayangnya, penerapan GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini, terutama yang melantai di bursa saham, hanya sebatas format dan simbol saja, serta baru mengarah pada wacana tingkat kepatuhan perusahaan saja dalam penerapannya. Seharusnya penerapan GCG sudah bisa menjadi bagian dari kultur perusahaan.

Roy Sembel, Profesor Ekonomi Keuangan di IPMI International Business School

Roy Sembel, Profesor Ekonomi Keuangan di IPMI International Business School

“Seharusnya bisa mencapai tingkat di mana GCG ini sudah menjadi kultur di perusahaan karena banyak manfaat positif yang bisa didapatkan oleh perusahaan itu sendiri dengan menjalankan GCG,” ungkap Roy Sembel, Profesor Ekonomi Keuangan di IPMI International Business School, saat dihubungi SWA beberapa waktu lalu.

Roy menekankan bahwa penerapan GCG memang penting bagi emiten karena GCG juga menjadi salah satu parameter investor untuk rekomendasi belinya. Penilaian ini ia simpulkan berdasarkan beberapa survei terhadap berbagai perusahaan, beberapa kali pengalamannya menjadi juri dalam rangka pemeringkatan berbagai perusahaan, dan wawancara dengan investor. “Mereka umumnya sepakat bahwa bagi investor jangka panjang, mereka akan sangat concern untuk melihat GCG sebagai bagian penting dari keputusan investasinya,” ungkap Roy.

Lebih lanjut Roy menjelaskan bahwa penerapan GCG wajib ditingkatkan oleh para emiten karena saat ini investor tidak hanya melihat angka-angka pada laporan keuangan. “Jika hanya melihat pada angka-angka laporan keuangan, angka-angka itu bisa saja ada yang di-smoothing (dibuat dalam jangka panjang sesuai dengan aturan) agar tidak terlalu bergejolak. Seringkali banyak hal yang tersembunyi di balik angka laporan keuangan”, jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Roy, investor tidak hanya mengandalkan laporan keuangan saja, namun juga harus mengetahui siapa orang-orang di balik laporan keuangan itu dan dalam pelaksanaan GCG-nya. “Salah satu jaminannya adalah orang-orang di balik laporan keuangan itu. Jika orang-orang ini menjalankan GCG, maka dalam jangka panjang perusahaan itu akan bisa bertahan dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi,” kata Roy.

Atas dasar hal ini, Roy menyarankan bahwa penerapan GCG harus lebih ditingkatkan lagi. Menurutnya, hal-hal standard dalam GCG, seperti format, keberadaan komite, mekanisme, dan code of conduct, masih harus diperbaiki lagi, baru kemudian digalakkan pelaksanaannya. “Jadi bukan hanya keberadaan simbol-simbolnya saja, tapi apakah pelaksanaannya sudah dijalankan dengan benar atau belum,” tambahnya.

Tahap selanjutnya adalah membuat GCG menjadi kultur perusahaan. “Jadi bukan sekedar dilakukan karena compliance atau kepatuhan saja, tapi sudah benar-benar dijalankan karena budayanya mengarah pada GCG. Itu yang perlu ditingkatkan,” tegas Roy. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved