Capital Market & Investment

Holcim Bayar Dividen Rp65 per Saham

Holcim Bayar Dividen Rp65 per Saham

Holcim Umumkan Jajaran Manajemen Baru dan KOnsisten Usung Solusi Bangunan Berkelanjutan

Holcim Umumkan Jajaran Manajemen Baru dan KOnsisten Usung Solusi Bangunan Berkelanjutan

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pemegang saham PT Holcim Indonesia Tbk. menyetujui perubahan dalam Dewan Komisaris dan Direksi dan pembagian dividen sebesar Rp65 per lembar saham dengan rasio pembayaran sebesar 75%. Dividen interim sebesar Rp34 per lembar saham telah didistribusikan pada bulan Oktober 2014.

Presiden Direktur Holcim Indonesia, Gary Schutz, menekankan komitmen perusahaan pada operasional yang berkelanjutan di engah kenaikan biaya-biaya, persaingan yang semakin ketat, ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan, serta keterlambatan dan lemahnya belanja pembangunan dan proyek infrastruktur.

“Kondisi saat ini mengharuskan kami melakukan langkah-langkah untuk mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien agar dapat mempertahankan laba pada saat permintaan menurun,” ungkapnya.

Gary menambahkan bahwa perkembangan yang telah dilakukan juga memperkuat keberadaan Holcim Indonesia di Sumatera untuk melengkapi keberadaan Holcim di Pulau Jawa sebagai pasar terbesar.

Tidak hanya berbicara tentang perkembangan Holcim, RUPST juga mengumumkan Profesor Dr Kuntoro Mangkusubroto yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri dan Kepala Unit Pengawasan Khusus Kepresidenan bergabung sebagai Komisaris Independen. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Komisaris Independen Holcim Indonesia dari tahun 2001 sampai 2009.

Sementara itu, Kent Carson, CFO Holcim Indonesia, mengatakan, industri semen secara keseluruhan mengalami tantangan berat dengan kondisi ekonomi yang terus menurun seperti sekarang ini, serta kekosongan stimulus belanja fiskal yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur sejauh ini.

“Di waktu yang sama, persaingan juga meningkat secara signifikan dengan adanya pemain-pemain baru semen yang patut diperhitungkan, dan telah menyebabkan kelebihan pasokan ditengah lonjakan biaya,” ungkapnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved