Capital Market & Investment

Ini Faktor Pendorong Industri Reksa Dana Senilai Rp 1.000 Triliun

M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset di Jakarta, 9 Februari 2023. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis industri reksa dana di pasar modal bertumbuh pesat sehingga dana kelolaan berpeluang tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun dalam 3 tahun ke depan. M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset mengatakan, ada dua faktor utama pendorong pertumbuhan industri reksa dana.

Yang pertama adalah inovasi teknologi informasi (information technology/IT) dari pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech dan kedua kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi. “Dengan inovasi IT, kami meyakini target industri reksa dana Rp 1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi,” ujar Arief pada Media Day by Mirae Asset di Jakarta, Kamis (07/02/2023).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan industri reksa dana Rp 504 triliun tahun lalu, berasal dari 2.120 produk reksa dana yang dikelola 96 manajer investasi sejak reksadana pertama di Indonesia terbit pada 1995. OJK menargetkan dana kelolaan itu tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun pada 2027.

Salah satu pendukung pertumbuhan industri reksa dana adalah agen penjual, di mana Mirae Asset adalah salah satu Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) berlisensi OJK yang memasarkan reksa dana terpilih dari sekitar 30 manajer investasi rekanan.

Arief menjabarkan Mirae Asset optimistis asset under administration (AUA) reksa dananya tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan industri yang mencatatkan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 10% dalam 10 tahun terakhir.

Tahun lalu, AUA Mirae Asset tumbuh 100% dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1 triliun. “Tahun ini kami optimistis pertumbuhan AUA dapat dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan industri mengingat dana kelolaan industri reksa dana justru turun tahun lalu. Kami meyakini pertumbuhan tersebut dapat tercapai karena dukungan dua keunggulan, yaitu segmen ritel dan inovasi digital Mirae Asset,” tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa dukungan dari inovasi digital Mirae Asset memungkinkan tersedianya aplikasi NAVI untuk investor ritel dan NAVI Corporate di situs Mirae Asset untuk investor korporasi dan institusi.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, dia juga menyarankan investor untuk menggunakan strategi alokasi aset (asset allocation) menghadapi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik nasabah retail maupun korporasi.

Salah satu tujuan menggunakan strategi asset allocation adalah membagi investasi ke dalam beberapa instrumen yang berbeda sehingga mendapatkan manfaat diversifikasi risiko yang lebih baik. Salah satu instrumen yang lebih stabil ketika ekonomi global sedang berada pada tren pengetatan kebijakan moneter adalah reksa dana pasar uang.

Arief mengatakan keunggulan reksa dana pasar uang dibanding instrumen pasar uang lain adalah adanya insentif pajak, tidak ada fee beli-jual, portofolio yang terdiversifikasi, likuid karena penarikan dana bisa setiap waktu, dan nilai minimal investasi yang rendah. Di dalam reksa dana pasar uang, ada instrumen tabungan, deposito, dan efek utang bertenor kurang dari 1 tahun.

Untuk nasabah korporasi dan institusi, lanjutnya, Mirae Asset memiliki NAVI Corporate sebagai solusi manajemen keuangan (cash management) dengan fitur-fitur unggulan. Fitur tersebut seperti pembukaan akun online (online opening account), pembelian online (online subscription), layanan micro webinar, market update rutin dari tim riset, dan pendampingan oleh relationship manager yang didukung mutual fund counsellor. “Saat ini kami sangat sarankan investor korporasi dan institusi agar melakukan asset allocation sebagian besar portofolionya ke dalam reksa dana pasar uang,” sebut Arief.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved