Capital Market & Investment

Kepala BKPM Ungkap Lambatnya Realisasi Investasi Dalam Negeri

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan penyebab lambatnya realisasi investasi dalam negeri. Salah satu penyebab tersebut adalah repotnya mengurus perizinan di Tanah Air.

“Jadi kenapa PMDN ini tidak cepat terealisasi, pertama karena izin ini merepotkan. Soal perizinan ini teman-teman muak,” ujar Bahlil dalam konferensi video, Rabu, 22 Juli 2020.

Menurut dia, rumitnya perizinan untuk merealisasikan investasi itu disebabkan adanya arogansi sektoral dan aturan yang tumpang tindih. “Ini arogansi sektoral di kementerian, juga aturan tumpang tindih antara gubernur, bupati, dan wali kota,” tutur Bahlil.

Di samping itu, ia mengatakan ada pula pihak yang bermain-main dengan birokrasi. Sehingga, investor pun semakin repot untuk menanamkan modalnya untuk proyek-proyek di dalam negeri.

“Makanya BKPM strateginya sekarang semua izin usaha kami yang urus. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha, semua kewenangan berusaha di BKPM,” kata Bahlil.

Kendala lainnya dalam menanamkan modal di dalam negeri, ujar Bahlil, adalah sulitnya mendapatkan pinjaman dari perbankan. Ia mengatakan pencairan dana di bank saat ini relatif lambat.

Untuk itu, ia mengatakan pemerintah sedang membuat terobosan agar perbankan bisa segera mencairkan kredit yang dijanjikan kepada investor. Sehingga, perputaran modal dan ekonomi di Indonesia pun menjadi lebih cepat.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil berujar realisasi investasi pada Semester I 2020 mencapai Rp 402,6 triliun. Angka itu secara tahunan naik 1,8 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu.

Dengan angka tersebut, realisasi investasi di Tanah Air pada paruh pertama 2020 telah mencapai 49,3 persen dari target 2020 yang sebesar Rp 817,2 triliun. Sehingga, BKPM mencatat penyerapan tenaga kerja sepanjang Januari-Juni 2020 mencapai 566.194 orang dari 57.815 proyek investasi.

Apabila dilihat komposisinya, Bahlil mengatakan besar Penanaman Modal Dalam Negeri masih lebih tinggi dari Penanaman Modal Asing. Tercatat, realisasi PMDN pada periode ini adalah sebesar Rp 207 triliun atau 51,4 persen dari total investasi dan realisasi PMA Rp 195,6 triliun atau 48,6 persen dari total.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved