Capital Market & Investment zkumparan

Kepemilikan Investor Asing Tumbuh 11,05%

(Paling kanan) Tito Sulistio, Dirut BEI. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Nilai kepemilikan investor asing di pasar modal di sepanjang tahun ini naik 11,05%, senilai Rp 1.878 triliun dari Rp 1.691 triliun di tahun 2016. Peningkatan kepemilikan investor asing itu dinilai PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sinyal positif mengenai penambahan kepemilikan investor asing di pasar saham domestik. “Secara statistik, investor asing memang mencatatkan jual bersih di sepanjang tahun ini sebesar Rp 40,37 triliun. Namun, pada saat sama nilai kepemilikannya bertambah. Artinya, mereka hanya merealisasikan keuntungannya saja,” ungkap Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di sela-sela acara Finance for Non Finance di Denpasar, Bali, pada Sabtu (16/12/2017) malam.

Kepemilikan investor asing di pasar saham domestik yang mengalami peningkatan itu menunjukkan fundamental perekonomian Indonesia masih positif, sehingga memacu selera investor menggelontorkan modalnya ke Indonesia. Nilai dana investor asing itu, lanjut Tito, tidak keluar (capital outflow), namun merealisasikan sebagian keuntungannya saja. Pria berkumis ini menjelaskan, investor asing melakukan aksi jual bersih karena mengambil untung atau profit taking di pasar modal. Jelang akhir tahun, biasanya investor gencar merealisasikan keuntungan. “Mereka akan masih melakukan aksi jual terus sampai akhir tahun ini. Keuntungan mereka direalisasikan sebagian,” tuturnya.

BEI menyikapi sentimen jual bersih investor asing ini bukan sentimen negatif bagi pasar modal. Tito optimsitis pasar modal di tahun depan akan tumbuh lebih positif. Adapun, pertumbuhan nilai kepemilikan investor asing itu berdampak positif terhadap psikologis pasar. Untuk itu, kata Tito, BEI berancang-ancang menjalankan berbagai program demi nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu indikator yang mengindikasikan perkembangan pasar modal. Semakin tinggi nilai kapitalisasi pasar itu biasanya menambah daya saing pasar modal kepada investor.

Tito menyebutkan, BEI menargetkan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 10 ribu triliun dalam 1-2 tahun mendatang. Nilai kapitalisasi pasar BEI pada 15 Desember 2017 tercatat sebesar Rp 6.781,42 triliun. “Kita harus mencapai Rp10 ribu triliun kalau kita ingin bersaing mencari dana untuk berinvestasi,” tuturnya. Agar target itu tercapai, kata Tito, BEI mendorong sembilan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merealisasikan penawaran umum perdana saham (IPO) serta 52 perusahaan asing yang sahamnya tercatat di bursa efek luar negeri juga mencatatkan sahamnya di BEI alias dual listing. “Kalau dibantu semua stake holder pemerintah di pasar modal bisa tercapai,” sebutnya. Indeks Harga Saham Gabungan pada pekan lalu kembali membukukan rekor tertinggi di level 6.119 poin. Peningkatan IHSG itu diikuti peningkatan kapitalisasi pasar BEI senilai Rp 6.781,42 triliun. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved