Financial Report Capital Market & Investment

Kredit Maybank Indonesia Turun 14,6% Jadi Rp115,7 Triliun

Maybank Indonesia membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0% menjadi Rp809,7 miliar pada semester pertama yang berakhir 30 Juni 2020.

Kinerja didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management). Bank mencatat kenaikan pendapatan fee based 1,4% menjadi Rp1,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya di mana terdapat pendapatan fee non rutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee non rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka perusahaan mencatat kenaikan fee 11,0% yang berasal dari fee global market, bancassurance dan wealth management, serta biaya transaksi e-channel.

Profil pendanaan bank terus menguat seperti tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 33,1% pada Juni 2019 menjadi 40,0% pada Juni 2020, dimana tabungan meningkat sebesar 9,9%. Peningkatan CASA merupakan hasil penerapan strategi Bank untuk mengurangi pendanaan berbiaya tinggi melalui penyediaan layanan cash management berbasis perbankan digital.

Bank telah mengalihkan upaya untuk meningkatkan peluang bisnis ditengah kondisi pasar yang menantang dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U) dimana mulai banyak nasabah kini menggunakan layanan mobile apps khususnya dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada Semester I tahun 2020 . Juga ada 34.000 pembukaan rekening tabungan/deposito dan lebih dari 45.000 rekening baru dibuka melalui M2U.

Aplikasi M2U tidak hanya menyediakan layanan pembukaan rekening dengan mudah dan cepat, tetapi juga menyediakan fitur yang nyaman dan tidak rumit seperti QR Pay, proses KYC secara digital untuk pembukaan rekening, channel pembayaran donasi dan fitur menarik lainnya.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, Maybank telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Bank telah mengubah kondisi pasar yang menantang menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik. “Kondisi saat ini telah membuat kami menjadi lebih kreatif, terutama dengan memanfaatkan teknologi dalam melakukan komunikasi kepada para nasabah,” ujarnya.

Rasio kredit terhadap simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR-Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2% sementara Rasio Cakupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR-bank saja) berada pada posisi 152,4% per Juni 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.

Sejalan dengan kondisi pasar saat ini di mana industri menghadapi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, total kredit bank turun 14,6% menjadi Rp115,7 triliun. Bank terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan postur risiko yang makin diperketat mengingat situasi pandemi saat ini.

Posisi modal tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019. Ia menjelaskan bahwa perseroan juga telah menawarkan restrukturisasi sesuai kebutuhan debitur berdasarkan pada penilaian yang dilakukan, dan hal ini telah melibatkan hampir semua debitur non-ritelnya untuk menilai apakah restrukturisasi diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat menjalankan bisnis secara berkelanjutan dalam periode ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved