Financial Report Capital Market & Investment

Kuartal I/2020 Laba Bersih XL Axiata Sentuh Rp 1,5 Triliun

Memasuki kuartal pertama tahun ini XL Axiata membukukan laba bersih Rp 1,5 triliun

PT XL Axiata Tbk berhasil mengawali tahun 2020 dengan kinerja yang kuat di tengah kompetisi industri telekomunikasi dan data yang terus meningkat. Pendapatan tercatat Rp 6,5 triliun naik tipis 9% (YoY) dibandingka periode yang sama 2019. Atau tumbuh 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ).

EBITDA juga meningkat 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY) atau menjadi Rp 3,18 triliun tahun ini, yang didorong oleh pertumbuhan revenue, efisiensi biaya dan implementasi IFRS16, sehingga pencapaian laba bersih juga meningkat secara signifikan sebesar Rp 1,5 triliun.

Sedangkan pendapatan layanan data, meningkat 17% YoY. Di tengah pandemi COVID-19 ini, kala masyarakat lebih banyak bekerja, beribadah dan belajar di rumah saja, tentu saja mendorong pendapatan data XL Axiata, terlihat kontribusi pendapatan data perusahaan mencapai 91% terhadap total pendapatan layanan. Jumlah total BTS XL Axiata saat ini mencapai 133 ribu

“Tiga bulan pertama setiap tahun selalu menjadi periode yang berat bagi operator. Namun, momentum positif dari kinerja 2019 ditambah dengan proposisi produk yang inovatif, serta kualitas jaringan yang kuat, telah berhasil membawa kami mewujudkan kinerja yang tetap kuat dan berkelanjutan di triwulan 1 2020,” ujar Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini melalui siaran pers (11/05/2020).

XL Axiata berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone mencapai 86% akhir triwulan pertama tahun ini. Keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), dan saat ini pendapatan dari data berkontribusi sebesar 91% dari total pendapatan layanan (service revenue) perusahaan.

Total trafik sepanjang triwulan 1 tersebut meningkat 41% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY) dan 7% dibandingkan triwulan sebelumnya (QoQ). Sejak memasuki masa anjuran bekerja dan belajar di rumah di pertengahan Maret, seiring dengan merebaknya Covid-19, trafik data telah meningkat 15% dibandingkan periode sebelum WFH. Pada saat yang sama, XL Axiata meluncurkan program gratis 2GB per hari untuk membantu pelanggan dan masyarakat yang membutuhkan layanan data untuk membantu bekerja atau belajar dari rumah.

Total pelanggan XL Axiata di periode ini turun tipis menjadi 55,5 juta karena persaingan yang semakin ketat. Meski demikian, pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) tetap stabil di 36 ribu, sama dengan kuartal sebelumnya (QoQ) dan meningkat sebesar 6% dibandingkan dengan 1Q 2019 (YoY). Selain itu, XL Axiata juga mengenalkan beberapa penawaran baru selama triwulan 1, yaitu Fitur Xtra Unlimited Turb dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL, paket Edu-Pack untuk pelanggan Axis, myPriohome untuk pelanggan pascabayar Prioritas.

Di sisi lain, beban usaha menurun 10% YoY dan menurun 13% QoQ. Hal ini bisa terjadi karena beban biaya infrastruktur yang lebih rendah (-23% YoY dan -24% QoQ) sebagai hasil dari adopsi IFRS 16. Sementara itu, biaya interkoneksi dan biaya lainnya turun 9% lebih rendah YoY karena menurunnya interkoneksi dari trafik layanan voice. Biaya pemasaran juga turun 1% lebih rendah YoY karena terjadinya pergeseran pengeluaran ke digital.

XL Axiata terus berinvestasi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringannya di seluruh Indonesia. Per akhir Maret 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 133 ribu BTS, meningkat 9% dbandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Sebanyak lebih dari 43 ribu BTS di antaranya merupakan BTS 4G. Jaringan 4G XL Axiata kini telah hadir dan melayani pelanggan di 449 kota/kabupaten yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun pandemi Covid-19, instalasi jaringan terus berjalan sesuai rencana tanpa gangguan dan mayoritas diharapkan akan selesai sebelum Lebaran.

Neraca perusahaan juga tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah proses penjualan menara. Rasio hutang bersih terhadap EBITDA juga ada di bawah 1x. Free Cash Flow (FCF) perusahaan juga dalam kondisi yang sehat, meskipun ada kenaikan pada komitmen untuk keperluan capex dan roll-out 2020. FCF meningkat 82% YoY menjadi Rp 1,4 triliun.

Pada akhir Maret 2020, XL Axiata tidak memiliki utang dalam mata uang US Dollar, dengan komposisi 46% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.

Sejak kebijakan bekerja dari rumah diterapkan pada 17 Maret 2020, Perusahaan juga sudah menjalankan Business Continuity Plan untuk memastikan transisi pelayanan pelanggan bisa dilaksanakan dengan lancar. Untuk keperluan pembangunan jaringan, semua tetap berjalan sesuai dengan rencana, tidak ada penundaan yang berarti, dengan pengiriman peralatan dan material jaringan dikirimkan tepat waktu.

“Pandemi Covid-19 akan mendorong pelanggan untuk beralih ke layanan digital. Banyak hal yang sebelumnya dilakukan secara manual kemudian dilakukan secara digital. Selain itu, ketika orang terus bekerja dan belajar dari rumah, kebutuhan akan akses internet akan terus meningkatkan permintaan layanan data. Selama periode ini, kami juga melihat pergerakan masyarakat keluar dari Jabotabek ke daerah lain. Sehingga, investasi berkelanjutan kami dalam membangun jaringan di seluruh Indonesia selama 3 tahun terakhir, terutama di luar Jawa, saat ini telah memberikan kami keunggulan bersaing. Karena kami meyakini bahwa peningkatan kebutuhan data harus sejalan dengan peningkatan kualitas jaringan,” jelas Dian.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved