Financial Report Capital Market & Investment

Laba Bersih BCA Turun Jadi Rp 12,2 Triliun di Semester I/ 2020

Di tengah pandemi, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp12,2 triliun di Semester I/2020. Angka ini lebih rendah 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,9 triliun.

“Pandemi juga berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020,” ujar Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam konferensi virtual (27/07/2020).

Pertumbuhan kredit BCA pada Semester I/ 2020 sebesar 5,3% yoy menjadi Rp595,1 triliun pada Juni 2020. Angka ini ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar Rp257,9 triliun, meningkat 17,7% yoy. Sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% yoy menjadi Rp184,6 triliun.

Adapun pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% yoy menjadi Rp91,0 triliun dan KKB turun 11,9% yoy menjadi Rp42,5 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% yoy menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% yoy menjadi Rp146,9 triliun.

Menurut Jahja, BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. Selama Maret sampai dengan Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp115 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah.

Per 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. “Kami melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30% dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah,” katanya.

Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% yoy, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020. Jaringan transaksi perbankan yang luas dinilai menjadi faktor pendorong pertumbuhan dana CASA.

Hingga Juni 2020, jumlah rekening tumbuh 11,9% yoy mencapai 22,5 juta rekening yang didukung oleh layanan pembukaan rekening online. Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% yoy mencapai Rp185,6 triliun. Secara keseluruhan total dana pihak meningkat 13,0% YoY menjadi Rp761,6 triliun.

“Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3%. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi,” ujar Jahja.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved