Financial Report Capital Market & Investment zkumparan

Matahari Putra Prima Catatkan Penjualan Bersih Rp 8,7 Triliun

Emiten pemilik brand Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) membukukan penjualan bersih Rp 8,7 triliun sepanjang 2019. Penjualan tersebut salah satunya ditopang oleh produk segar yang mencatat pertumbuhan berkelanjutan sebesar 4,0% dengan kontribusi penjualan 24,0% dari total penjualan.

Danny Kojongian, Director-Corporate Secretary & Public Affairs MPPA, mengungkapkan, kinerja keuangan 2019 mencerminkan progres peningkatan solid untuk menghadirkan produk-produk segar dan memfokuskan kembali bisnisnya kepada konsumen ritel.

“Fokus utama kami ditujukan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar harian pelanggan yang berkelanjutan melalui berbagai ragam produk segar, groseri dan kebutuhan rumah tangga lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip SWA Online, Rabu (13/05/2020).

Perseroan juga terus mengurangi bisnis B2B yang bermarjin rendah dan mengarahkan sumber daya untuk mendukung pertumbuhan bisnis ritel, walaupun hal ini menyebabkan total penjualan bersih yang lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,69 triliun.

Di awal 2019, perusahaan meluncurkan format toko terbarunya – Hyfresh, yang merupakan interpretasi terbaru dari supermarket komunitas. Fokus Hyfresh lebih besar pada produk segar dan groseri dengan harga yang dinilai kompetitif untuk menarik minat rumah tangga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

“Pada Q4 2019, MPPA juga mengumumkan kolaborasinya dengan The Walt Disney Indonesia untuk menghadirkan pengalaman berbelanja unik kelas dunia pada produk-produk segar kepada konsumen di semua toko. Buah-buahan, sayuran, dan produk roti berkualitas serta pakaian dan tas yang dapat digunakan kembali dikemas dengan inspirasi karakter Disney,” tambah Danny.

Danny melanjutkan, prioritas perseroan juga difokuskan pada peninjauan manajemen persediaan untuk menghadirkan penawaran produk yang paling tepat dan untuk mengurangi” barang yang tidak produktif dengan perputaran lambat untuk memperoleh arus kas yang lebih baik. Upaya ini membuat perseroan mampu mengurangi Out of Stock (OOS), sementara tingkat Perputaran Persediaan juga lebih baik menjadi 55 hari dari 58 hari di tahun sebelumnya.

“Strategi di atas, ditambah dengan kebijakan penetapan harga yang baru, telah secara substansial meningkatkan marjin laba bruto menjadi 18,3% dari penjualan, meningkat 441bps dari 2018. Profitabilitas EBITDA terus memberikan peningkatan positif untuk tahun 2019,” katanya.

Langkah-langkah efisiensi operasional yang telah dilaksanakan sejak akhir 2017, dikatakan Danny, telah menghasilkan perbaikan substansial pada struktur biaya di mana biaya pemasaran, umum, dan administrasi pada 2019 turun sebesar 14,3% yoy atau mengalami penghematan total sebesar Rp299 miliar.

“Kami tetap berkomitmen untuk meninjau lebih lanjut dan menerapkan langkah-langkah efisiensi operasional ini untuk meningkatkan profitabilitas di masa mendatang,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved