Financial Report Capital Market & Investment

Maybank Raup Laba Rp 750 Miliar, Ini Faktornya

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) membukukan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada 31 Maret 2023 dengan laba sebelum pajak (PBT) naik 33,3% menjadi Rp750 miliar pada Kuartal I/2023 year on year (yoy) dari Rp562 miliar periode yang sama tahun 2022.

Pencapaian ini didukung oleh peningkatan pendapatan pada komposisi aset produktif, khususnya pembiayaan segmen korporasi dan ritel yang meningkat di tengah membaiknya situasi perekonomian Indonesia. Pendapatan fee, terutama dari transaksi global markets juga naik , sehubungan dengan kembali bergairahnya pasar, menguatnya kinerja anak perusahaan, dan kualitas aset yang membaik.

Bank mencatat Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik 45,7% menjadi Rp566 miliar dari Rp388 miliar tahun lalu karena kenaikan pendapatan komposisi aset, sehingga Net Interest Income/NII tumbuh 6,7% yoy dan Net Interest Margin/NIM naik 35 bps menjadi 5,1% yoy.

“Pencapaian ini didukung oleh peningkatan pendapatan pada komposisi aset produktif, khususnya pembiayaan segmen korporasi dan ritel yang meningkat di tengah membaiknya situasi perekonomian Indonesia. Selain itu, ada kenaikan pendapatan fee, terutama dari transaksi global market (GM) sehubungan dengan pasar yang kembali bergairah, menguatnya kinerja anak perusahaan dan kualitas aset yang membaik,” ucap Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam keterangan resmi, Selasa (2/05/2023).

Kemudian, ada kenaikan pada pendapatan fee-based 20,7 persen menjadi Rp574 miliar dari Rp475 miliar yang didukung oleh pendapatan fee global market yang tumbuh 98,7 persen menjadi Rp101 miliar dari Rp51 miliar.

“Selain mendapatkan PBT, Maybank juga membukukan kenaikan pendapatan recovery fee aset mencapai lebih dari 7x menjadi Rp142 miliar sebagai upaya bank dalam melakukan perbaikan aset secara intensif dalam satu tahun terakhir. Di tengah menguatnya pasar di sepanjang Kuartal I/ 2023, membukukan kenaikan fee-based 30,6 persen secara kuartalan,” tutur Taswin

Maybank Indonesia mencatat total kredit tumbuh 7,7% pada Kuartal I/2023 menjadi Rp107,22 triliun dari Rp99,52 triliun didukung pertumbuhan kredit CFS Ritel sebesar 14,6% menjadi Rp40,10 triliun dari Rp34,98 triliun, dan kredit global banking yang tumbuh 11,4% menjadi Rp39,29 triliun dari Rp35,26 triliun tahun lalu.

“Kredit CFS Riterl bertumbuh di seluruh ritel segmen yakni, pembiayaan otomotif anak perusahaan yang tumbuh 26,1 persen menjadi Rp20,54 triliun dari Rp16,29 triliun, bisnis kartu kredit & KTA tumbuh 20,6 persen yoy dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 2,2 persen yoy,” kata Taswin.

Kredit CFS Non-Ritel mencatat penurunan 5,0% menjadi Rp27,83 triliun dari Rp29,28 triliun oleh karena segmen Business Banking mengalami penurunan 14,6%, sementara kredit segmen SME+ relatif stabil. Namun, kredit segmen Retail Small Medium Enterprises (RSME) masih terus bertumbuh 2,3% menjadi Rp12,74 triliun dari Rp12,46 triliun.

Total simpanan nasabah turun 2,2% menjadi Rp103,61 triliun dari Rp105,98 triliun sehubungan dengan strategi berkesimbungan yang diterapkan bank untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah melalui pemanfaatan layanan digital dalam menghimpun dana nasabah.

Berkaitan dengan strategi tersebut, perseroan mencatat giro tumbuh 19,6% menjadi Rp32,54 triliun dari Rp27,22 triliun, sedangkan tabungan turun 6,7% dan simpanan berjangka (time deposits) turun 11,0%. Namun demikian, bank mencatat rasio CASA meningkat menjadi 51,9% pada Maret 2023 dari 47,1% pada Maret 2022.

Taswin menambahkan, Maybank akan berupaya dalam menyeimbangkan komposisi simpanan nasabah agar dapat mengelola pendanaan dengan lebih efisien serta memperkuat fundamental. Selain itu, ke depannya, Maybank akan melanjutkan penerapan strategi M25+ yang mencakup di antaranya transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital SME dan mengedepankan solusi Islamic wealth.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved