Capital Market & Investment zkumparan

Pandemi Momen Tepat untuk Investor Melihat Tata Kelola Perusahaan

Pandemi Momen Tepat untuk Investor Melihat Tata Kelola Perusahaan

Ryan Filbert, praktisi pasar modal sekaligus Whitelist Implementer Information Security Management Services PT Industry Paman Ryan mengatakan, pandemi merupakan momen yang tepat untuk melihat tata kelola sebuah perusahaan. Hal ini membantu investor untuk melakukan kurasi perusahaan mana saja yang bisa memberikan keuntungan bagi mereka dalam jangka panjang.

“Sebenarnya investor cukup suka dengan kejadian pandemi, karena dia bisa melakukan kurasi perusahaan-perusahaan mana yang bagus dan tidak bagus. Kondisi laporan keuangan mana yang tadinya sudah tidak terlalu bagus, kemudian benar-benar terbukti tidak bagus. Investor akan tahu seberapa agile perusahaan untuk menerima kondisi disrupsi saat ini,” katanya dalam webinar bertajuk Winning Strategy to Boost Shareholder Value and How to Become Smart Investor yang diselenggarakan oleh SWA, Kamis (14/10/2021).

Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang saat ini bisa berdiri tegak dan sustain adalah ciri-ciri perusahaan yang berhasil melewati stress test pandemi sehingga layak untuk diinvestasikan. Adanya pandemi juga membuat masyarakat lebih peduli terhadap masalah sosial, environmental friendly, dan renewable energy. Masyarakat menjadi peduli terhadap sesuatu yang sustainable. Momen ini juga dinilai tepat untuk investor melihat mana saja perusahaan-perusahaan yang sudah selangkah di depan dengan menangani masalah ini.

“Terakhir saya ikut Investor Summit di Singapura dan Hongkong, temanya sudah berbeda. Tidak lagi berbicara mengenai explosive growth tetapi tema yang diangkat adalah green investment. Dulu mungkin sudah banyak yang aware terhadap isu ini, tapi begitu pandemi mereka menjadi lebih tinggi lagi awareness-nya. Untuk itu, akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan yang sudah melakukan hal ini karena ini yang akan menjadi pertimbangan investor ke depannya,” jelas Ryan.

Namun, kata dia, seorang investor sebenarnya memiliki beberapa ekspektasi terhadap investasi mereka. Ryan menjelaskan, ada sebagian investor yang lebih suka melihat perusahaan-perusahaan tumbuh dengan cepat (fast growth). Misalnya karena sektor, jasa, dan bisnisnya dibutuhkan dalam keadaan pandemi ini sehingga mereka diuntungkan atau karena kemampuan perusahaan untuk bisa sesegera mungkin melakukan shifting.

Namun, sebagian investor ada yang suka dengan kestabilan. “Biasanya ini sudah kembali kepada risk appetite. Saya menemukan investor-investor yang sudah cukup mapan dan dengan skala uang tertentu dia lebih suka dengan yang stabil dibandingkan dengan yang fast growing. Stabil disini bisa laba tetap bertumbuh atau dengan tetap memberikan dividen. Sementara bagi investor yang memang masih muda atau milenial biasanya suka dengan fast growing,” ungkap Ryan.

Kemudian apa yang investor tidak suka dari perusahaan yang diinvestasikannya? Ryan menyampaikan bahwa investor paling tidak suka segala sesuatu yang dihambur-hamburkan (waste of resources) seperti struktur perusahaan yang mungkin panjang sekali. Investor juga tidak suka dengan law problem. Untuk itu, Ryan menyarankan perusahaan untuk berpegang pada kepatuhan yang ujungnya adalah etika. “Etika berbisnis dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi penting. Lalu perubahan yang signifikan apalagi terkait dengan companies ownership in the midst of bad conditions. Ini bukanlah sesuatu yang bagus,” tuturnya.

Menurut Ryan, investor juga harus sadar bahwa tentu ada risiko yang berbeda dari setiap pilihan dan keduanya ini secara otomatis akan berbeda sektor, usaha, dan perusahaannya. Karena pada akhirnya mau perusahaan seperti apapun, akan tetap ada investor yang minat.

“Tidak ada investasi yang baik dan tidak ada investasi yang buruk. Sangat salah kita investasi dengan waktu yang tidak sesuai dengan rencana investasi kita. Investasi saham ini artinya kita membeli perusahaan, membangun perusahaan, jadi tidak mungkin kita mendapat untung lebih cepat sebelum perusahaan itu bisa untung,” ucap Ryan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved