Financial Report Capital Market & Investment

Pembiayaan Nasabah Ultramikro BTPN Syariah Tumbuh 10 % Menjadi Rp10,44 Triliun

Pembiayaan Nasabah Ultramikro BTPN Syariah Tumbuh 10 % Menjadi Rp10,44 Triliun

Lebih dari satu dekade, BTPN Syariah tetap fokus melayani segmen pra dan cukup sejahtera produktif Indonesia. Dalam melayani segmen ini bank syariah tersebut menjalankan pola pendekatan pendampingan yang terarah, terukur dan berkelanjutan. Pola inilah yang memberikan kesempatan untuk terus mewujudkan misinya memberikan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti kepada berjuta rakyat Indonesia.

Melewati tahun kedua pandemi, BTPN Syariah semakin belajar untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan nasabah dan perkembangan zaman terutama teknologi digital. Selama 2021 bank ini terus mengembangkan layanan berbasis aplikasi yang ditujukan untuk mempermudah seluruh nasabah dan agen bank yang disebut Mitra Tepat.

Dengan aplikasi ini, setiap hari Mitra Tepat dapat membantu nasabah inklusi memenuhi kebutuhan mereka untuk bertransaksi perbankan. “Pengembangan teknologi ini memperhatikan tingkat literasi digital masyarakat inklusi. Dalam hal ini BTPN Syariah tetap terus melakukan fungsi pendampingan sepenuh hati; memperkenalkan, mengajarkan, serta mempelajari respons mereka sebagai bagian proses penyempurnaan aplikasi sehingga tepat untuk menjadi alat dalam meningkatkan produktifitas mereka ke depannya. Jadi, semua dilakukan secara bertahap dan terus didampingi,” tutur Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah (10/2/2022).

Sejalan dengan tujuan bisnis, BTPN Syariah tetap intensif memberikan berbagai program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan kepada seluruh nasabah pembiayaan, terlebih di masa pandemi yang masih berlangsung. Berbagai program reward dan aktivitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka tak luput menjadi perhatian.

Program-program ini ditujukan untuk terus memberi motivasi di tengah pandemi yang sulit, sehingga nasabah bisa bangkit melanjutkan niat mereka untuk membangun kehidupan yang lebih berarti. Program tersebut antara lain pembiayaan khusus bagi nasabah dengan kondisi usaha yang menurun, program peningkatan kapasitas nasabah dengan berbagai pelatihan dan sertifikasi, pembiayaan lanjutan bagi nasabah yang mulai bangkit, pemberian hadiah emas sebagai insentif menarik, bantuan biaya pendidikan agar anak-anak nasabah tetap dapat bersekolah, hingga keterlibatan mendukung percepatan vaksinasi pemerintah melalui program vaksin bersama yang melibatkan aparat, masyarakat sekitar, hingga lembaga pendidikan, adalah cara bank untuk terus memberikan kontribusi sosial.

“Berbagai program yang terukur dan berkelanjutan ini adalah bagian dari upaya kami untuk tetap menunjukkan kehadiran kami dan mendampingi mereka di masa yang masih tak menentu, Insya Allah upaya ini memberikan dampak yang baik bagi nasabah dan masyarakat sekitar, serta menjadi motivasi mereka dalam melewati masa yang masih menantang karena pandemi ini”, lanjut Hadi.

Segala ikhitiar yang dilakukan BTPN Syariah sepanjang tahun 2021 membuahkan hasil positif terhdap kinerja keuangan dengan mencatatkan berbagai pertumbuhan positif. Hingga 31 Desember 2021, pembiayaan terhadap ultramikro yang menjadi fokus perusahaan pun tumbuh 10% menjadi Rp 10,44 triliun, dibanding periode yang sama sebelumnya Rp 9,52 triliun. Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga, Non Performing Financing (NPF) tercatat di posisi 2,37%. Bank juga masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di posisi 58 %, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 13% (YoY) menjadi Rp 18,54 triliun dari Rp 16,44 triliun. Dana pihak ketiga tumbuh 12 % (YoY) menjadi Rp 10,97 triliun dari Rp 9,78 triliun dan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,47 triliun.

“Kami tidak mungkin mencatatkan pencapaian ini secara sendiri saja, ini adalah dukungan seluruh pihak,” ujarnya. Dukungan berbagai pemangku kepentingan; mulai dari #bankirpemberdaya yang menjadi karyawan kami, nasabah pembiayaan kami yang tangguh, nasabah pendanaan yang mendukung penuh, pemerintah dengan program yang seimbang antara pemulihan ekonomi nasional dengan program kesehatan masyarakat, regulator yang meluncurkan berbagai program relaksasi yang memberikan nafas segar untuk perbankan, hingga masyarakat yang memberikan kesempatan dengan baik dan terlibat dalam berbagai program yang dijalankan BTPN Syariah.

Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke-12 di Indonesia. BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut ‘unbankable’, karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal. BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu, perusahaan membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani segmen tersebut.

Dengan hanya memiliki 25 cabang di seluruh Indonesia, 41 kantor fungsional operasional, namun BTPN Syariah memiliki hampir 12.000 karyawan yang menjemput bola di hampir 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan 4 perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Community Officer Bank.

Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini BTPN Syariah memiliki sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4 juta nasabah aktif.

Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, di antaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukkan peningkatan pendapatan keluarga. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action).

Keyakinan untuk ‘Do Good Do Well‘ (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved