Capital Market & Investment zkumparan

Penjualan Bijih Besi ZINC Naik 377,30%

Area pertambangan ZINC pada September 2020. (Foto : Istimewa)

Penjualan bijih besi PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) pada 2020 naik 377,30% atau menjadi Rp 7,41 miliar dari , dibandingkan pada tahun 2019 hanya sebesar Rp 1,55 Miliar. Sementara penjualan komoditas seng ZINC di tahun lalu itu tercatat sebesar Rp 304,94 miliar, komoditas timbal sebesar Rp 127,00 miliar, dan perak senilai Rp 168,75 miliar.Perseroan merupakan produsen bijih besi (fe) dan galena yang kemudian diolah menjadi konsentrat timbal (pb) dan konsentrat seng (zn) di Indonesia

Harjanto Widjaja, Dirut ZINC mengungkapkan perseroan mendapatkan peluang positif dari peningkatan harga komoditas di penghujung tahun 2020, terutama harga bijih besi. Oleh karenanya, lanjut Harjanto, ZINC menggerakan armada alat berat dan memulai kembali penambangan skala besar bijih besinya di kuartal 4 tahun 2020 untuk persiapan perseroan menghadapi tahun 2021. “Langkah ini dinilai tepat melihat sekarang harga bijih besi sudah melewati US$ 200 untuk kadar 62%,” ujar Harjanto di Jakarta pada akhir pekan lalu.

Adanya pandemi Covid-19 selama tahun 2020 turut mempengaruhi kinerja perseroan dibandingkan pada tahun sebelumnya. Meski demikian, ZINC membukukan penjualan sebesar Rp 608,1 miliar, dengan kontribusi penjualan terbesar berasal dari pasar ekspor yang mencapai Rp 600,6 miliar. Perseroan juga mencatatkan laba kotor sebesar Rp 161,7 miliar, sedangkan laba bersih senilai Rp 29,12 miliar di sepanjang tahun 2020. Sejalan dengan rencana bisnis ke depan, pada tahun ini ZINC akan fokus untuk meningkatkan kapasitas produksi serta penambangan dari bisnis inti perseroan.

ZINC optimistis cadangan mineral yang dimiliki, maka kapasitas produksi dapat terus ditingkatkan untuk mendukung penjualan ke depan. “Diharapkan pada tahun 2021 ini produksi konsentrat timbal dapat mencapai 17.500 ton, serta produksi konsentrat seng mencapai 46.000 ton sesuai dengan kuota ekspor yang kami miliki. Tentunya target ini masih masih dapat berubah apabila peningkatan kapasitas produksi kami berhasil, di mana kami menargetkan kapasitas produksi dapat meningkat sekitar 20-30% di tahun ini,” tutur Harjanto dalam keterangan tertulisnya ini.

Selain itu, Perseroan juga akan terus meningkatkan produksi bijih besi untuk menangkap peluang positif dari peningkatan permintaan komoditas tersebut. Hal ini sebagai dampak dari perang dagang yang terjadi antara Australia dan China yang turut mengangkat harga komoditas tersebut.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved