Personal Finance

Investor Obligasi: Ketahui Tips Membeli Obligasi Yang Bikin Untung

Oleh Editor
Investor Obligasi: Ketahui Tips Membeli Obligasi Yang Bikin Untung
Foto: Istimewa/ilustrasi

Tips Membeli Obligasi: Investasi Jenis-jenis Surat Berharga Negara (SBN)

Tidak hanya menolong negara, melalui investasi obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), para investor bisa mendapatkan keuntungan berupa pengembalian dana dari kupon.

Berikut ini jenis-jenis Surat Berharga Negara (SBN):

Sifat SBR, sesuai dengan namanya, memang mirip dengan tabungan (saving) atau deposito bank karena tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder.

Artinya, SBR hanya bisa dibeli pada masa penawaran dan disimpan hingga waktu jatuh tempo, kecuali investor memilih fasilitas early redemption (pencairan awal). Masa pencairan awal ini adalah pilihan dan biasanya bisa diambil setelah setahun berinvestasi.

Karena untuk ritel, investasi awal SBR sangat rendah, mulai dari Rp1 juta (unit) hingga 3 miliar rupiah (3000 unit). Biasanya, tenor dari SBR tidak terlalu panjang, seperti SBR006 yang terbit pada April lalu memiliki tenor 2 tahun saja.

Imbalan atau kupon SBR biasanya ditetapkan floating with floor atau mengambang dengan batas minimal.

Obligasi Negara yang bisa diperdagangkan oleh investor ritel.

Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara.

Kupon ORI bersifat tetap dan dibayar tiap bulan. Sebagai instrumen investasi, Sukri dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Artinya, investor yang membeli ORI tidak harus memegangnya hingga jatuh tempo tetapi bisa menjualnya di pasar.

Sukri secara umum mirip dengan ORI tetapi berbasis syariah. Sukri dijual kepada investor individu melalui Agen Penjual dengan pembelian minimal 5 juta rupiah.

Imbalan Sukuk Ritel bersifat tetap, dibayar tiap bulan. Sebagai instrumen investasi, Sukri dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

ST secara struktur mirip dengan SBR tetapi berbasis syariah. ST dijual kepada investor individu masyarakat Indonesia melalui agen penjual dengan pembelian minimal Rp2 juta.

Kupon ST biasanya floating with floor dan dibayarkan tiap bulan. Sama seperti SBR, ST tidak dapat diperdagangkan, tetapi memiliki fasilitas early redemption.

Bagi Anda para investor obligasi, sudah tahukah Anda bagaimana menghitung keuntungan yang bisa Anda dapatkan melalui pembelian obligasi?

Misalnya, Anda sebagai investor membeli Obligasi Ritel Indonesia dengan kupon bunga sebesar 7,50% dan Anda berinvestasi sebesar Rp 50.000.000 dengan bunga yang dibayarkan setiap tanggal 15 setiap bulannya.

Berikut ini perhitungan atau mekanisme keuntungan obligasinya:

Keuntungan kotor = Rp 50.000.000 x 7,50 % = Rp 3.760.000 Keuntungan kotor setiap bulan = Rp 3.760.000 ÷ 12 = Rp 313.333 Pajak obligasi 15% = Rp 313.333 x 15 % = Rp 46.999 Keuntungan bersih tiap bulan = Rp 313.333 – Rp 46.999 = Rp 266.334

Ringkasan Mekanisme Keuntungan Obligasi

Jenis Obligasi Obligasi Ritel Indonesia Jumlah Investasi : Rp 50.000.000 Bunga : 7.50 % Total Keuntungan Kotor : Rp 3.760.000 Keuntungan Kotor Setiap Bulan : Rp 313.333 Pajak : 15 % Besar Pajak yang harus dibayarkan setiap bulan : Rp 46.999 Total Keuntungan Bersih Setiap Bulan : Rp 266.334

Meski tergolong aman dalam berinvestasi obligasi terutama obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, para investor perlu tahu tips membeli obligasi berikut ini:

Para investor handal memiliki tujuan dari setiap langkah investasi yang mereka lakukan, demikian juga para investor obligasi. Biasanya, para investor obligasi cenderung memilih obligasi karena menginginkan pendapatan saat ini daripada peningkatan harga obligasi untuk masa yang akan datang.

Para investor cenderung memilih obligasi dengan pengembalian maksimal selama 3 tahun. Oleh sebab itu jenis investasi obligasi biasanya memiliki tujuan investasi jangka menengah.

Salah satu tantangan dalam berinvestasi obligasi adalah sulitnya memperkirakan tingkat suku bunga (Nilai Rate of Return atau ROR Obligasi) secara umum dimasa yang akan datang, Investor obligasi perlu melatih kemampuan untuk memprediksi tingkat suku bunga.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu perkembangan ekonomi moneter misalnya perkembangan ekspor, utang luar negeri, kebijakan Bank Indonesia, dan APBN.

Jika dilihat dari perkembangan moneter terdapat indikasi kecenderungan suku bunga akan meningkat, maka ini adalah langkah yang sangat tepat untuk melakukan pembelian obligasi jangka pendek.

Hal ini bisa ditempuh dengan menjual obligasi jangka panjang (seandainya saat ini Anda memilikinya), namun jika keadaan moneter menunjukkan indikasi sebaliknya maka inilah saat yang tepat untuk membeli obligasi berjangka panjang.

Jika ingin memperoleh capital gain, ketika suku bunga sudah jelas akan naik, langkah yang diambil adalah dengan menjual obligasi yang telah dimiliki.

Biasanya Obligasi berjangka pendek memberikan nilai ROR lebih kecil dengan keadaan yang lebih stabil. Bagi para investor yang selalu menginginkan keamanan sebaiknya memilih Obligasi berjangka pendek, demikian pula sebaliknya.

Jika investor menginginkan pendapatan yang lebih tinggi dan berani menanggung risiko yang lebih besar maka pilihan obligasi jangka panjang dengan nilai Yield to Maturity (YTM) paling tinggi.

Artikel ini diproduksi oleh tim Finansialku.com untuk swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved