Personal Finance

Meraih Kecerdasan Finansial, Begini Caranya

Meraih Kecerdasan Finansial, Begini Caranya

Salah seorang ahli perencanaan keuangan menuturkan, masyarakat Indonesia masih banking minded. Ucapan itu memang benar adanya. Terlihat dari masih tingginya simpanan dana di tabungan dan deposito. Upaya pemerintah membangun pasar modal yang kuat dan tahan gejolak harus berhadapan dengan tembok tebal.

Cerdas secara finansial sebenarnya sederhana, yakni bagaimana merencanakan kebutuhan jangka panjang dan menyiapkan dananya dengan lebih bijak berinvestasi, tak hanya menyimpan dana di tabungan dan deposito. Jika ini yang dilakukan nilai aset bukannya membesar malah menyusut karena “dimakan” inflasi.

Dalam kondisi pasar apapun, terutama saat sedang tidak kondusif seperti sekarang, menurut Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, investor tetap disarankan untuk melakukan investasi pada beragam portofolio daripada hanya menyimpan dananya di tabungan dan deposito.

“Tujuannya, untuk merencanakan keuangan secara menyeluruh, mencakup pengelolaan keuangan harian, memiliki portofolio yang terdiversifikasi, serta tujuan keuangan yang lebih terarah, agar kondisi keuangan lebih terjamin dalam jangka panjang,” katanya.

Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro

Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro

Kecerdasan finansial ternyata diturunkan. Kalau dulu orang tua kita menasihati agar menyisihkan dana untuk ditabung, saat ini investasi di pasar modal dan saham juga dibutuhkan untuk meraih tingkat pengembalian investasi sesuai keinginan.

Survei yang digelar Manulife yakni Manulife Investor Sentiment Index, menunjukkan masyarakat Indonesia mengharapkan imbal hasil (return) yang masih tinggi sekitar 11,8 pada tahun ini. Angka itu turun dibanding tahun 2015 yang mencapai 14,8% seiring kondisi perekonomian yang belum kondusif.

Sayangnya, profil investor di Tanah Air masih sama yakni menginginkan keuntungan besar dengan risiko seminimal mungkin. Padahal, pakemnya adalah high risk, high return. Untuk meraih imbal hasil di atas 10%, tak ada jalan lain selain mendiversifikasi aset pada tiga instrumen yakni deposito, obligasi, dan saham.

“Tapi, masyarakat kita belum paham pentingnya perencanaan keuangan. Tentukan dulu tujuan dari berinvestasi agar bisa memilih instrumen yang tepat sesuai risikonya. Masyarakat juga tidak mau belajar untuk meningkatkan kecerdasan finansial,” katanya.

Mulai saat ini, setiap orang apalagi yang telah memiliki buah hati, untuk selalu meningkatkan kecerdasan finansialnya. Anak-anak meniru dan belajar dari perilaku keuangan orang tuanya. Dengan menaikkan tingkat kecerdasan finansialnya, kekayaan keluarga dapat lebih meningkat. Pada saat yang sama, orang tua bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka dalam pengelolaan keuangan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved