Personal Finance

Reporting Plan Investasi Saham, Si Pengawas yang Terlupakan

Oleh Editor

Siapa disini yang investasi saham tapi malas mengamati perkembangan investasinya?

Sebaiknya segera akhiri kebiasaan ini secepat mungkin. Saham termasuk investasi yang cukup fluktuatif. Sehingga jika lalai bisa saja kita terjerembab dan mengalami kerugian.

Di sisi lain, ada orang yang selalu mengamati pergerakan saham setiap saat dan justru panik sendiri melihat investasinya turun. Kebiasaan ini juga kurang baik, sebab akan mengakibatkan kegelisahan dan ketakutan yang tidak perlu. Investasi pada dasarnya dibutuhkan pengetahuan, strategi, dan evaluasi.

Sebelum memulai investasi kita harus mengetahui tentang high risk high return, portofolio investasi kita seperti apa, dan mana produk yang paling menguntungkan, dsb.

Tetapi, yang sering terlupakan adalah mengevaluasi metode dan hasil investasi saham kita. Disinilah pentingnya peran reporting plan.

Prinsip reporting plan sebenarnya hampir sama dengan mencatat keuangan. Bedanya kita mencatat transaksi khusus investasi saham saja.

Mulai dari waktu transaksi terjadi, metode yang kita lakukan untuk masuk ke transaksi tersebut, dan alasan mengapa kita masuk dan keluar dari transaksi tersebut.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah strategi dan saham yang kita pilih membuahkan hasil atau tidak. Seringkali investor hanya membandingkan selisih uang sekarang dengan modal awal untuk mengetahui untung – ruginya. Padahal di luar itu, dengan reporting plan kita dapat mengevaluasi strategi investasi yang sedang dijalankan. Kemudian, dari evaluasi tersebut bukan tidak mungkin kita dapat mencari strategi yang jauh lebih efektif dan menguntungkan.

Apa saja sih yang perlu kita perhatikan saat membuat reporting plan?

Pertama, besaran ratio reward per risk. Pastikan risk yang dikorbankan tidak lebih dari potentialreward. Artinya risiko harus lebih kecil dibandingkan keuntungan potensial investasi. Minimal dengan win ratio 50% dan ratio per risk lebih dari satu sudah bisa dikatakan aman.

Selanjutnya catat juga tanggal inandout. Tanggal in and out digunakan untuk mengetahui trend tahunan yang mungkin akan membantu kita dalam melakukan transaksi ketika kita memasuki zona waktu tertentu.

Misalnya jika selama bulan November, aktivitas transaksi kita selama 4 tahun terakhir selalu mengalami kerugian. Maka, kedepannya kita bisa berhati – hati saat bertransaksi di bulan tersebut.

Selain waktu, kita pun perlu mencatat metode yang digunakan dan menghitung winratio-nya. Dengan begitu kita bisa mengetahui mana metode yang lebih menguntungkan. (Mutiara Ramadhanti)

Artikel diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved