Personal Finance

Strategi BEI Boyong Investor Asing ke Indonesia

Strategi BEI Boyong Investor Asing ke Indonesia

Di era 90-an pasar modal Indonesia yang kala itu masih bernama Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dipandang sebelah mata. Kondisi tersebut kini sudah berubah. Di bawah bendera Bursa Efek Indonesia, pamor pasar modal negeri ini kian meninggi.

Ito Warsito NewDirektur PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, mengisahkan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia di era 90-an amatlah kecil. Kondisi itu semakin parah saat masa krisis di penghujung 90-an. Situasi juga tak kunjung membaik saat memasuki tahun 2000-an awal. “Investor asing lebih melirik negara-negara berkembang seperti di Brasil,” ujar Ito.

Kebangkitan BEI terjadi sejak tahun 2010, tepatnya saat BEI menerapkan strategi berpromosi langsung ke luar negeri, melakukan roadshow ke beberapa negara. Melalui strategi roadshow tersebut, perubahan mulai terjadi. Bahkan pada awal tahun ini merupakan sejarah bagi pasar modal Indonesia karena investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga Rp 20 triliun.

“Kami mengadakan roadshow menggelar acara yang langsung membawa perusahaan-perusahaan emiten Indonesia antara lain ke Jepang, Asia Timur, dan beberapa negara lain,” kenangnya.

Saat roadshow di Jepang, tepatnya bulan September lalu, BEI membawa anak-anak perusahaan negeri ‘Sakura’ tersebut untuk melakukan presentasi dan ternyata antusias para investor di sana sangat besar. “Seminar targetnya 50 perusahaan yang mendaftar ternyata ada 70,” jelas Ito.

Ito mengatakan, pasar modal Indonesia menjadi tempat yang menarik bagi investor asing seiring dengan pertumbuhan laba emiten yang relatif cukup positif dan tingkat pengembalian ekuitas (ROE) emiten di BEI yang tinggi.

Dengan terus meningkatnya investasi asing yang hingga saat ini masih mendominasi transaksi pasar modal di Indonesia, otomatis mendongkrang volume transaksi harian di BEI.

Ito memprediksi hingga Oktober tahun ini transaksi harian BEI sebesar Rp 5,6 triliun. Hingga akhir tahun akan terus meningkat mencapai Rp 6,6 triliun.

“Kami targetkan sampai akhir tahun rata-rata transaksi harian bisa mencapai Rp 6,6 triliun. Hal ini didorong likuiditas Oktober-November yang akan naik dibanding Agustus-September,” tambahnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved