Personal Finance

Strategi Giring Melipatgandakan Aset di Obligasi

Strategi Giring Melipatgandakan Aset di Obligasi

Giring Nidji mengembangbiakkan aset di obligasi dengan mengakumulasikan keuntungan (compound return) yang dialihkan ke instrumen investasi lainnya. Giring berinvestasi dengan membeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI). “Saya pertamakali membeli ORI sejak tahun 2015,” ucap Giring di sela-sela acara Stock Sound di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Selasa (31/1/2017).

Dia membeli ORI yang memberikan kupon sebesar 6% di akhir tahun 2016. Menurut Giring, pola investasi bunga berbunga (compounding) merupakan strategi yang dijalankan dalam meningkatkan nilai investasi dari imbal hasil yang diperoleh dari obligasi yang kemudian dialihkan ke reksa dana. “Saya memperoleh kupon dari ORI setiap bulannya. Kemudian, saya switching ke reksa dana pendapatan tetap,” ungkapnya. ORI menawarkan imbal hasil (yield) di jangka waktu tertentu. Yield dari obligasi itu berupa uang tambahan yang tidak mengurangi nilai pokok investasi. Adapun, aset dasar reksa dana pendapatan tetap didominasi obligasi.

Giring Nidji bersama isterinya, Cynthia Riza. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Strategi investasi compounding adalah menempatkan ke instrumen yang memberikan hasil keuntungan (return) yang diinvestasikan kembali bersama-sama dengan dana investasi awal. Investor mengharapkan return yang diperolehnya itu berlipatganda. Investasi obligasi Giring mengambil porsi 30% dari jumlah total investasinya. “30% ke saham, 25% reksa dana, dan 15% emas,” ujarnya.

Untuk investasi saham, Giring mengoleksi saham perbankan, yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Giring melakukan metode average down, yakni menambah kepemilikannya di saham-saham unggulan ketika harganya terkoreksi. “Saya sering membeli saham BRI ketika harganya jatuh. Saya simpan untuk investasi jangka panjang,” tukasnya. Giring relatif tidak melakukan transaksi harian, mingguan atau bulanan. Dia mempercayakan modalnya ditransaksikan oleh sang isteri, Cynthia Riza. “Saya memberi uang ke isteri untuk trading saham,” katanya.

Cynthia mempelajari teknik mentransaksikan saham sejak Agustus 2015. “Saya masih belajar trading,” ujar Cynthia. Giring menyebutkan isterinya itu kerapkali melakukan transaksi harian. Saham-saham yang ditransaksikan itu, menurut Cynthia, dipilih selektif, jadi bukan saham lapis kedua yang tidak prospektif memberikan return.

Giring merupakan salah satu selebriti yang aktif berinvestasi di pasar saham. Gejala ini direspons oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggandeng penyanyi atau grup musik ternama untuk mengampanyekan investasi saham kepada masyarakat awam atau penggemarnya. Tito Sulistio, Dirut BEI, menyebutkan setiap akhir bulan pihaknya menyelenggarakan seremoni penutupan perdagangan yang dilakukan oleh artis ternama yang setidaknya memiliki jumlah pengikut yang sangat banyak di media sosial. Pada Selasa kemarin, grup Nidji menekan tombol penutupan perdagangan di akhir bulan Januari 2017.”Sebulan sekali kami akan mengajak artis. Tiga broker juga akan diundang pada saat penutupan perdagangan di akhir bulan,” ujar Tito. Acara ini dinamakan Stock Sound. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved