Personal Finance

Tahun 2013 Provident Agro Targetkan Produksi CPO di Atas 90 Ribu Ton

Oleh Admin
Tahun 2013 Provident Agro Targetkan Produksi CPO di Atas 90 Ribu Ton

Catatan kinerja perusahaan induk perkebunan kelapa sawit, PT Provident Agro Tbk, dipandang belum maksimal di tahun 2012 karena sejumlah faktor. Karena itu, di tahun ini, perseroan pun bakal berkonsentrasi dalam beberapa hal untuk bisa meraih hasil yang lebih baik.

Jajaran direksi PT Provident Agro Tbk

“Tahun 2012, kami produksi CPO (minyak sawit mentah) hampir 71.000 ton, sedangkan kuartal I mencapai sekitar 18.400 ton,” terang Tri Boewono, Presiden Direktur Provident Agro, di Jakarta, Kamis (30/5/2013).

Tri menyebutkan, komposisi lahan tertanam perusahaan di akhir tahun 2012 naik sebanyak 4,8 persen, dari 42.440 hektar di 2011 menjadi 44.475 hektar pada tahun lalu. Lalu, dia melanjutkan, “Sampai dengan kuartal I 2013, lahan tertanam menjadi 44.670 hektar, naik 4,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012, dengan 42.759 hektar.”

Mengenai produksi, di akhir 2012, perseroan memproduksi TBS (tandan buah segar) inti sebesar 216.469 ton. Ada kenaikan sebanyak 9,1 persen dari 198.406 ton pada 2011. Sedangkan produksi CPO sebesar 70.905 ton, yakni naik 58,8 persen dari 44.654 ton. Dan, produksi kernel juga naik signifikan (68,8 persen) menjadi 14.918 ton dari 8.837 ton.

Data terbaru, yakni pada kuartal I 2013, produksi ketiganya juga mengalami pertumbuhan. Untuk TBS inti naik 29,3 persen, dari 42.068 ton pada kuartal I 2012, menjadi 54.400 ton di periode yang sama tahun ini. Produksi CPO pun tumbuh 29 persen, dari 14.293 ton menjadi 18.438 ton. Sementara kernel naik sebesar 10,8 persen, dari 3.199 ton menjadi 3.545 ton.

“Pendapatan perseroan pada akhir tahun 2012 mengalami peningkatan 50 persen, mencapai Rp 599,23 miliar dibandingkan Rp 399,57 miliar di tahun 2011,” ujar Devin Antonio Ridwan, Direktur Keuangan Provident Agro. Ia pun mengungkapkan, di kuartal I 2013, pendapatan perseroan mencapai Rp 152,56 miliar. Ada kenaikan sebesar 12 persen di bandingkan periode yang sama tahun 2012 dengan capaian Rp 132,91 miliar.

Akan tetapi, dengan pendapatan yang demikian, profitabilitas perseroan belum baik, khususnya di tahun 2012. Perusahaan mengklaim, itu karena tanaman yang dimiliki masih berusia muda, yaitu rata-rata 5,6 tahun, sehingga produktivitasnya masih relatif rendah. Selain itu, alasan lainnya adalah harga komoditas, seperti CPO, yang turun.

Karena itu, pada tahun ini, Tri menuturkan, “Kami (akan) konsentrasi untuk lahan-lahan atau perkebunan yang sudah kami miliki, supaya tentu dalam hal produktivitas bisa lebih tinggi, sedangkan cost bisa lebih rendah. Karena (kalau) dalam hal harga CPO dan kernel, kami tidak bisa pengaruhi apapun karena itu harga pasar.” Di mana tahun ini, perseroan menargetkan produksi CPO bisa berada di angka 90 ribu ton.

Terkait dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya, maka belanja modal (capex) pun dianggarkan sebesar US$ 40 juta. “Anggaran capex tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, yakni US$ 40 juta,” ujar Devin.

Sebagai informasi, Provident Agro Tbk dimiliki secara bersama-sama oleh PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Sentra Business dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 50 persen. Setelah memutuskan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Oktober 2012, komposisi pemegang saham PT Provident Agro Tbk menjadi 43,3 persen dimiliki PT Saratoga Sentra Business, 43,3 persen PT Provident Capital Indonesia, dan 13,4 persen masyarakat.

Perseroan merupakan perusahaan induk dari sebelas perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terletak di Riau, Bengkulu, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. Tiga diantaranya, yakni Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat, memiliki pabrik kelapa sawit dengan kapasitas total 105 ton per jam. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved