Personal Finance

BNP Paribas Targetkan Dana Kelolaan Rp 33 Triliun

BNP Paribas Targetkan Dana Kelolaan Rp 33 Triliun

Vivian Secakusuma, Presiden Direktur BNP Paribas Investment

PT BNP Paribas Investment sejak Januari-April 2012 berhasil meraupl dana kelolaan sebesar Rp 29,64 triliun. Angka tersebut sekaligus menempatkan perusahaan investasi asal Perancis ini menjadi nomor tiga terbesar dari sisi dana yang dikelola.

Hingga akhir tahun 2012 ini BNP Paribas menargetkan total dana kelolaan Rp 33 triliun atau naik dari realisasi tahun 2011 lalu yang sebesar Rp 28,5 triliun. Produk reksa dana terlaris adalah reksa dana Solaris dengan total dana kelolaan per April 2012 sebesar Rp 1,22 triliun. Reksa dana saham ini kinerjanya sangat baik dengan pertumbuhan 9% atau di atas pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 2%.

Kinerja reksa dana Solaris cemerlang karena faktor kejelian dalam pemilihan saham. “Reksa dana ini berinvestasi pada saham small-cap (saham berkapitalisasi kecil) dan mid-cap (saham berkapitalisasi menengah). Di mana kedua saham jenis ini mengalami pertumbuhan yang lebih baik dari pada saham-saham berkapitalisasi besar,” ujar Vivian Secakusuma, Presiden Direktur BNP Paribas Investment, Selasa (29/5).

Vivian mengatakan, sampai dengan akhir Mei ini kinerja rata-rata reksa dana saham negatif terpengaruh kondisi market yang sedang tidak menentu. Untuk itu, jeli memilih saham-saham menjadi kunci utama meraih untung.

BNP Paribas melihat saham-saham yang memiliki outlook positif yakni dari sektor infrastruktur (terutama semen dan jalan tol), properti, perkebunan, perbankan (selektif). Untuk sektor pertambangan masih berpotensi naik, namun masih melihat perkembangan harga minyak.

Tahun ini BNP Paribas meluncurkan produk baru, yakni reksa dana Integra (reksa dana campuran). Kemudian melakukan repositioning BNP Paribas Rupiah Plus II menjadi reksa dana pendapatan tetap dengan eksposur di obligasi korporasi. Produk ini di relaunching Februari tahun ini sehingga dana kelolaannya naik dari Rp 20 miliar menjadi Rp 70 miliar.

Menurut Vivian, prospek saham masih sangat bagus. Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia adalah negara ke-4 termurah dari sisi PEG (price earning growth). “Kami masih melihat indeks akan ditutup positif tahun ini. Harusnya earning perusahaan-perusahaan di bursa bisa naik 15%, sehingga kami berharap IHSG tumbuh 15%. Sementara untuk pasar obligasi naik 9-10%,” jelasnya. (Lila Intana/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved