Personal Finance

DSN Lepas 500 Juta Lembar Saham di Harga Rp 1.780 - 2.150

DSN Lepas 500 Juta Lembar Saham di Harga Rp 1.780 - 2.150

PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSN), perusahaan yang bergerak di sektor pengolahan dan perkebunan kelapa sawit, serta pengolahan kayu, menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk tiga tahun ke depan sebesar US$ 270 juta. Capex itu dialokasikan untuk pembangunan dua pabrik baru dan kegiatan penanaman baru setiap tahunnya.

“Dari anggara capex US$ 270 juta selama tiga tahun ke depan, akan digunakan US$ 90 juta tiap tahun,” ujar Djojo Boentoro, Direktur Utama DSN, saat paparan publik dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) DSN di Jakarta. Perseroan berencana melepas saham penawaran perdana maksimal 500 juta lembar saham dengan harga di kisaran Rp 1.780 – 2.150 per lembar saham.

Direktur BCA Sekuritas, Imelda Arismunandar, menguraikan, masa penawaran awal dimulai 8 Mei – 17 Mei 2013. Harga akan ditetapkan pada 20 Mei 2013, sehingga penawaran umum perdana saham DSN akan dilakukan pada 31 Mei dan 3 Juni 2013. Pencatatan saham di PT Bursa Efek Indonesia diagedakan pada 10 Juni 2013.

Djojo lebih lanjut menegaskan, mayoritas dana hasil IPO, yakni 50% digunakan untuk kegiatan penanaman baru dan pembangunan dua pabrik baru di Muara Wahau. Sementara 30% untuk pembayaran sebagian pinjaman bank, 10% untuk relokasi pabrik pengolahan kayu, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja DSN.

Berdasarkan dokumen presentasi paparan publik perseroan, disebutkan bahwa saat ini DSN memiliki empat area perkebunan. Antara lain Kalimantan Barat dengan total lahan 56.716 Ha (tertanam 134 ha – belum ditanam 56.582 ha); Kalimantan Timur dengan total lahan 91.532 ha (tertanam 52.133 ha – belum ditanam 39.399 ha); Kalimantan Tengah dengan total lahan 16.130 ha (tertanam 8.785 Ha – belum ditanam 7.345 ha); dan Papua dengan total lahan 16.726 ha (belum ditanam).

Secara total, cadangan lahan DSN mencapai 181.104 ha dengan total area tertanam sudah mencapai 61.052 ha, dan lahan yang belum ditanam seluas 120,053 (data Oktober 2012).

Adapun tahun 2012 lalu jadwal penanaman DSN sebesar 4,9 ribu ha (17% dari total lahan) dengan rincian kebun inti 2,6 ha dan plasma 2,3 ribu ha. Sementara tahun 2013, direncanakan jadwal penanaman seluas 8,0 ribu ha (22% dari total lahan) dengan rincian kebun inti 4,2 ha dan plasma 3,8 ribu ha. DSN akan meningkatkan lahan tertanam sebesar 35% dari total lahan pada 3 tahun ke depan dan menjaga rata-rata usia tanaman berusia muda yaitu 7,9 tahun.

Saat ini rata-rata umur tanaman DSN mencapai 7,1 tahun. Rinciannya antara lain belum menghasilkan (0-3 tahun) 18,1%, muda (4-8 tahun) 52,7%, dan prima (9-18 tahun) 29,2%.

Dengan catatan produksi yang ada, DSN terdepan di industrinya untuk hasil TBS dan OER. Hasil produksi TBS DSN sendiri mencapai 22,9 Ton/Ha. Sementara OER stabil di level 24% selama tiga tahun terakhir, melampaui perusahaan sejenis di Indonesia dan Malaysia.

Sementara untuk bisnis kayu, DSN adalah pemain produk kayu yang mapan dan ter-diversifikasi . Ini terlihat dari penyebaran pasar antara lain, Asia (non-Jepang) 27,0%, Jepang 21,2%, Indonesia 14,4%, Amerika Utara 13,7%, Timur Tengah 11,3%, Eropa 6,6%, Lainnya 5,8%.

Adapun pertumbuhan produksi di bisnis kelapa sawit dan produk kayu mendorong pertumbuhan pendapatan yang kuat. Volume Penjualan DSN sepanjang 2012 meningkat sebesar 33,1% dari 189.690 ton pada tahun 2011 menjadi 252.536 ton pada tahun 2012.

Sementara realisasi rata-rata harga penjualan CPO menurun sebesar 2,0% dari Rp7,44 miliar/ton di tahun 2011 menjadi Rp7,29 miliar/ton di tahun 2012, yang disebabkan oleh penurunan harga patokan CPO.

Namun demikian, hingga akhir 2012, DSN mencatat pendapatan sebesar Rp 3,411 triliun dengan rincian 59% dari hasil kelapa sawit, 49% dari hasil produk kayu. Pendapatan tersebut naik dari hasil tahun 2011 yang sebesar Rp 2,778 triliun. Sementara itu, laba DSN hingga akhir 2012 tercatat sebesar Rp 252 miliar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved