Capital Market & Investment

Produsen Batubara Bidik Omset Pada 2019 Tumbuh 50%

Produsen Batubara Bidik Omset Pada 2019 Tumbuh 50%
Direksi BOSS di sela-sela paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto : BOSS).

PT Borneo Olah Sarana Sukses,Tbk. (BOSS), produsen batubara berkalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang sangat rendah terus berupaya meningkatkan pendapatan sebesar 50% di tahun 2019.

Proyeksi itu seiring dengan upaya perseroan meningkatkan produksi batubara di tahun ini. Untuk menyokong target ini, perseroan telah menambah dua armada (fleet) di akhir tahun 2018 serta menunjuk kontraktor baru untuk menggarap area pertambangan di bawah anak usaha BOSS, yakni PT Pratama Bersama.

Direktur Keuangan BOSS Widodo Nurly Sumady menambahkan, pendapatan BOSS pada September 2018 senilai Rp 182,22 miliar dengan laba bersih Rp 30,22 miliar. “Kami berharap dengan adanya tambahan armada alat berat serta peningkatan produksi, maka pendapatan BOSS di akhir tahun 2019 ini ditargetkan meningkat sekitar 50% dibandingkan proyeksi pendapatan di tahun 2018,” ujar Widodo dalam keterangannya di sela-sela paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum’at (18/1/2019).

Emiten batubara ini berencana menambah enam armada alat berat di tahun ini. Selain gencar meningkatkan produksi, BOSS juga gencar membangun infrastruktur pendukung produksi antara lain: membangun jetty di sungai Mahakam, membangun barge loading conveyor, serta berinvestasi di alat transportasi seperti dumptruck.

Widodo optimistis perseroan mampu menggenjot produksi tahun ini serta melakukan banyak investasi karena permintaan terhadap jenis batu bara yang ada di tambang perseroan itu diminati pembeli. “Pembeli dari dalam negeri maupun luar negeri meminati batu bara kami dengan harga yang lebih stabil serta terbilang cukup tinggi,” ucap Widodo.

Asal tahu saja, jenis batubara yang diproduksi BOSS merupakan batu bara kalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang rendah. Sehingga, dengan kualitas batu bara demikian, batu bara ini banyak diminati oleh pasar luar negeri seperti Jepang di mana di sana dikenal sebagai ‘BOSS Premium Coal’ serta untuk pasar dalam negeri sebagai bahan pencampur batu bara berkalori rendah.

Harga saham BOSS pada perdagangan Jum’at pekan ini stagnan di level Rp 2.050 dibandingkan penutupan perdagangan di Kamis (17/1/2019).

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved