Capital Market & Investment

Saham Listing di BEI, Bukalapak Raih Dana IPO Rp21,9 Triliun

Sesuai dengan pengumuman tanggal 27 Juli 2021, saham PT Bukalapak.com Tbk hari ini secara resmi telah tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan “BUKA”, tepat menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia di tanggal 17 Agustus 2021 mendatang.

Acara peresmian dan serah terima sertifikat pencatatan saham Bukalapak digelar secara virtual dan dihadiri oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan segenap jajaran direksi, komisaris utama Bambang Brodjonegoro dan jajaran komisaris lainnya, Direktur Utama Bukalapak Rachmat Kaimuddin serta jajaran direksi lainnya,.

Sebelumnya, Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow dari tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum dari tanggal 27-30 Juli 2021. Sebagai hasil dari antusiasme investor umum, tercatat jumlah pemesanan yang tinggi (melalui metode pooling allotment), mencapai sekitar Rp 4,8 triliun.

Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor ritel dari semula 2,5% ke 5% dari total pemesanan yang tersedia. Oleh karena itu, nilai dari saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment bagi investor ritel naik dari yang sebelumnya Rp 547,5 miliar menjadi sekitar Rp 1,1 triliun.

“Kami bersyukur proses Initial Public Offering (IPO) dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. Hari ini, di bulan yang sangat baik bagi bangsa Indonesia, saham Bukalapak resmi tercatat di BEI. Hal ini dimungkinkan oleh dukungan yang terus menerus dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah, OJK, BEI, para profesi penunjang, seluruh karyawan, mitra dan pelapak kami, dan berbagai pihak lainnya,” jelas Dirut Bukalapak.

Rachmat menjelaskan, meski IPO Bukalapak dilakukan di tengah berlangsungnya pandemi COVID-19, minat terhadap saham Bukalapak tetap tinggi. Hal ini mencerminkan kepercayaan terhadap Bukalapak, perusahaan yang berfokus kepada pemberdayaan UMKM yang merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia serta kunci potensi ekonomi negara kita.

“Melalui IPO ini, Bukalapak percaya bahwa kami dapat mendorong pertumbuhan UMKM ke tingkatan selanjutnya,” ujar Rachmat. Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850 setiap sahamnya.

Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp 21,9 triliun, akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan.

Silva Halim, Plt. Direktur Utama Mandiri Sekuritas yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters) dalam IPO Bukalapak mengatakan, ”Bukalapak berhasil melalui proses IPO ini dan diterima baik oleh para investor domestik dan internasional. Tercatat bahwa penawaran saham Bukalapak (melalui metode pooling) mengalami kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat, dengan pemesanan dari hampir 100 ribu investor.

Nicolo Magni, Head of Global Banking for Southeast Asia and India, UBS mengatakan, IPO Bukalapak senilai US$ 1,5 miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus pencatatan perdana saham unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara.

Dukungan yang sangat besar dari bluechip global dan investor regional dan domestik adalah bukti dari peran Bukalapak dalam mengantarkan usaha mikro, kecil, dan sedang ke era digital baru untuk dapat membantu merealisasikan potensi ekonomi negara.

IPO ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium untuk bertumbuh dengan permintaan yang signifikan serta menciptakan platform bagi perusahaan[1]perusahaan lain agar bisa memiliki penawaran yang besar dan sukses untuk dicatatkan di BEI atau bursa efek regional lainnya.

Sementara itu, Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI mengatakan,“Kami antusias menyambut Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan tonggak sejarah dan era baru bagi BEI, di mana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn mencatatkan sahamnya di BEI. Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia.”

”Kami berharap langkah Bukalapak ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia,” ujar Inarno berharap.

Bukalapak menunjuk UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd sebagai Koordinator Global Gabungan dan Agen Penjual Internasional (Joint Global Coordinators and International Selling Agents) untuk memasarkan IPO pada investor internasional. Sementara itu, PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters).

Adapun Penjamin Emisi Efek antara lain PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Lotus Andalan Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk., PT Philip Sekuritas Indonesia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Sinarmas dan lainnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved