Corporate Action Capital Market & Investment

Saham NAYZ Oversubscribed Hingga 31,74 kali

Saham PT Hassana Boga Sejahtera Tbk(NAYZ) mendapatkan respons positif dari pasar saham ketika melakukan penawaran umum. Saham perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,74 kali dari 510 juta saham yang ditawarkan.

“Saham kami oversubscribed merupakan bukti kepercayaan investor terhadap prospek cerah perseroan yang bergerak di bidang makanan bayi ini,” ungkap Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Tbk NAYZ Lutfiel Hakim di Jakarta (07/2/2023).

Sementara itu sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan bahwa invwstor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis.

SF Sekuritas melihat bisnis perseroan berpotensi tumbuh kuat di masa depan karena profil demografis di Indonesia yang menguntungkan. Jumlah penduduk dengan usia 0-4 tahun mencapai 22 juta menjadikannya target peluang bisnis untuk produk-produk perseroan.

Gaya hidup perkotaan dengan semakin banyaknya ibu yang bekerja seharusnya membantu posisi Perseroan di pasar karena meningkatnya permintaan makanan bayi. Apalagi produk-produk perseroan diklaim menitikberatkan pada aspek organik yang menjadi pertumbangan sebagian besar orang tua dalam memberikan asupan sehat untuk bayinya

Lutfiel mengatakan, setelah hampir 7 tahun perusahaan memutuskan IPO, dengan tujuan agar manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal.

“Kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8 sd 5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati. Kami punya positioning yang menarik sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupuncitarasanya,” terang Lutfiel

Masa penawaran umum telah dilaksanakan pada 31 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023 dan saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari initanggal 6 Februari 2023 dengan harga penawaran Rp100 per lembar saham. Berdasarkan sistem E-IPO perseroan mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 31,74 kali.

Dana IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik, total dana IPO digunakan sebesar Rp 4.214.750.000 untuk rencana ini.

Sekitar Rp 30 miliar akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrikyang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional.

Perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan akan meningkat sebesar 45% per tahun selama periode 2022 – 2027 (45% CAGR). Selain itu diharapkan harga penjualan produkjuga akan mengalami kenaikan yang tentunya akanmeningkatkan pendapatan Perseroan dengan target pertumbuhan 56% per tahun untuk periode 2022 – 2027 (56% CAGR).

Analyst SF Sekuritas melihat harga Rp100 per saham cukup menarik dengan proyeksi pertumbuhan kinerja perseroan di masa mendatang yang akan meningkatkan nilai Perusahaan. Berdasarkan metode discounted free cash flow untuk periode 5 tahun, dan asumsi WACC sebesar 8,95 dan terminal value 5%, target PBV Perseroan adalah sebesar 2,8 kali berdasarkan proyeksi tahun 2023. Nilainya lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata perusahaan lain yang dijadikan sebagai pembanding (Hain, Danone, Nestle, China Feihe dan Indofood).

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved