Financial Report Capital Market & Investment zkumparan

Segmen Individu Berkontribusi Signifikan pada Pendapatan Prodia Rp2,65 Triliun

Segmen Individu Berkontribusi Signifikan pada Pendapatan Prodia Rp2,65 Triliun
Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada.

PT Prodia Widyahusada Tbk mencetak laba Rp56,62 miliar tahun 2021. Kenaikan laba tersebut dipicu oleh peningkatan pendapatan. Sementara itu, pendapatan tumbuh 41,6% atau dari Rp1,87 menjadi Rp2,65 triliun.

Segmen pelanggan individu berkontribusi sebesar 33,8% terhadap pendapatan total. Sedangkan segmen rujukan dokter 31,4%, dan segmen referensi pihak ketiga, serta klien korporasi masing-masing sekitar 21,2 % dan 13,6 %. “Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia,” ujar Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty.

Menurutnya, Prodia akan beradaptasi dengan situasi yang terjadi hari ini, dan mengoptimalisasikan produktivitas, pengendalian biaya, serta memanfaatkan teknologi untuk menjaga pertumbuhan laba. Lebih jauh, Dewi menjabarkan, total aset Perseroan pada tahun 2021 mencapai Rp2,72 triliun. Pada tahun 2021, total ekuitas naik menjadi Rp 2,25 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,79 triliun. Sedangkan, total liabilitas sebesar Rp466,27 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp268,91 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp197,36 miliar.

Untuk pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile, Dewi mengatakan, permintaannya juga meningkat di tahun lalu. Hal tersebut dibuktikan dengan 138.504 pemesanan yang tercatat melalui platform. “Selain itu, Perseroan mencatatkan jumlah pelanggan baru pada periode 2021 sekitar 1,3 juta.”

Per 31 Desember 2021, Prodia juga mencatatkan sisa dana hasil penawaran umum Perseroan sebesar Rp404,34 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan Rp744,29 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan, sebesar Rp511,72 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet. Sementara Rp145,24 miliar digunakan untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp87,33 miliar untuk modal kerja.

Peningkatan kinerja Prodia tidak terlepas dari inovasi yang dilakukan perusahaan. Di tahun sebelumnya, perseroan meluncurkan pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (Spike-RBD) untuk mengukur titer antibodi terhadap virus COVID-19. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai baseline kuantitatif antibodi terhadap SARS COV-2 untuk mengevaluasi respons imun individu terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga memungkinkan dokter menilai perubahan relatif respons imun individu terhadap virus dari waktu ke waktu dalam bentuk numerik.

“Selain itu, Prodia telah meluncurkan pemeriksaan genomik diantaranya Leukemia Phenotyping untuk mendeteksi tipe kanker darah pada pasien leukemia akut,” kata dia. Sekedar tahu, Neurogenomics merupakan pemeriksaan genomik yang digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan genetik seseorang terhadap penyakit yang berkaitan dengan gangguan saraf seperti diantaranya penyakit alzheimer, skizofrenia, dan stroke.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved