Capital Market & Investment

Sewindu Mencapai 10 Juta Investor, Tak Layu Menebar Edukasi

Sewindu Mencapai 10 Juta Investor, Tak Layu Menebar Edukasi
Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada tenaga kesehatan di Jawa Barat pada 25 November 2022. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Jalan-jalan sama si Wulan/

Pulangnya jam delapan/

45 tahun Pasar Modal telah berjalan/

Tetap percaya dan semakin terdepan/

Iman Rachman, Dirut BEI

Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), kerapkali melempar senyum tatkala menjabarkan pertumbuhan industri pasar modal tatkala menyampaikannya pada CEO Networking (CEON) 2022 di Jakarta pada 24 November 2022. Sebagai contoh, Iman menyebutkan komposisi investor didominasi oleh investor ritel dan institusi domestik.Lima tahun lalu, porsi investor asing sebesar 70% dan domestik 30%. Tahun ini, investor domestik (ritel dan institusi) mencapai 70%. Sisanya berasal dari investor asing.

Data itu memicu para pemangku kepentingan pasar modal membusungkan dada. Selain porsi investor domestik, serangkaian rekor tercatat di 2020 hingga November tahun ini. Sebut saja, jumlah investor pasar modal yang menembus 10 juta single investor identification (SID) dan indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi di level 7.371,589 poin pada 15 September 2022. Torehan itu merupakan all time high record sejak 45 tahun diaktifkan pasar modal Indonesia.

Rekor ini diapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kendati demikian, Presiden Jokowi mengingatkan para pemangku kepentingan pasar modal Indonesia tak hanya mencetak rekor IHSG. “Tetapi yang penting bagaimana mempertahankan aliran modal yang ada dan menarik aliran modal dari luar,” ujar Presiden Jokowi pada sambutan virtual di CEON 2022 pada 24 November 2022.

Pesan yang tak jauh berbeda disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar. Tak hanya itu, OJK mendorong self regulatory organization (SRO) pasar modal, yakni BEI, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pasar modal serta berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas investor. “Oleh karena itu, kami mengajak OJK untuk membuat program-program khusus peningkatan literasi dan juga inklusi keuangan pasar modal,” tutur Mahendra.

Survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) 2022 yang dirilis OJK menyebutkan tingkat literasi keuangan pasar modal pada 2022 mencapai 4,11%, lebih rendah dari 4,97% di 2019. Sedangkan, tingkat inklusi keuangan di pasar modal di tahun ini naik menjadi 5,19% dari 1,55%.

Sehari setelah CEON 2022 itu, BEI, KSEI, dan KPEI bersama OJK serta PT BJB Sekuritas bergerak cepat untuk mengkreasikan literasi dan inklusi keuangan pasar modal lantaran memberikan literasi kepada tenaga kesehatan di Jawa Barat seiring penandatanganan Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada 5 ribu tenaga kesehatan di Jawa Barat.”Dengan pembekalan literasi keuangan, kami berharap mereka dapat turut menjadi pahlawan keuangan bagi keluarganya sendiri” ujar Iman di Bandung, Jawa Barat pada Jumat (25/11/2022).

Jumlah investor di pasar modal Indonesia per 23 November 2022 sebanyak 10.115.140 atau melonjak sebesar 35,06% dari 7.489.337 SID di 2021. Jumlah investor saham dari total SID di November tahun ini sebanyak 4.374.271 SID. Jumlah investor ini kian membengkak jika dibandingkan tahun 2014 atau sewindu silam yang jumlahnya 364 ribu SID.

Uriep Budhi Prasetyo, Direktur Utama KSEI, menyebutkan pertumbuhan jumlah investor didorong oleh teknologi dan informasi. “Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya pemanfaatan teknologi dan informasi, terutama pada saat masa pandemi. Hal yang menarik, sebanyak 78,14% , yaitu investor individu yang sejumlah 7.903.594 SID dan institusi yang sebanyak 380 SID memiliki rekening di selling agent financial technology, ” tutur Uriep.

Setali tiga uang, Iman menjabarkan pertumbuhan investor terjadi secara signifikan saat pandemi Covid-19. Hal yang menonjol, lanjut Iman, investor berusia muda alias di bawah 30 tahun berkontribusi 62% terhadap jumlah investor. “Ternyata sebagian besar investor tamatan SMA,” ucap Iman. Bos KSEI menganggukkan kepala mengenai tren ini.

Nah, gejala ini direspon BEI, KSEI, KPEI, dan OJK serta ekosistem pasar modal untuk menggencarkan edukasi kepada para investor. BEI menggaungkan prinsip 3P (Paham, Punya, dan Pantau) kepada para investor agar bisa memahami manfaat dan risiko berinvestasi.

Pada pertengahan November, misalnya, BEI menggulirkan serangkaian kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di Jayapura, Papua Rangkaian kegiatan juga meresmikan 3 Galeri Investasi (GI) BEI serta 2 GI Digital BEI sekaligus Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal untuk 1.000 Guru di Kota Jayapura.

Menggulirkan Beragam Edukasi

Sebelumnya, BEI dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta berkolaborasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah. Langkah ini direalisasikan dengan menjalin kemitraan antara kedua pihak yang menandatangi nota kesepahaman di Yogyakarta pada 2 September 2022. Ruang lingkup kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta itu meliputi penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pendidikan dan program pengabdian kepada masyarakat terkait pasar modal syariah.

Kala itu, Jeffrey Hendrik, Direktur BEI, menginginkan BEI bersama UNU Yogyakarta berperan sebagai penghubung dengan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama lainnya di Indonesia. “Gaung semangat investasi di pasar modal syariah Indonesia semakin terdengar di masyarakat, khususnya bagi kaum Nahdlyin yang jumlahnya sangat besar dan tersebar di Indonesia,” ujar Jeffrey.

Dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kemajuan serta peningkatan literasi serta inklusi pasar modal syariah secara masif dan efektif. Kerja sama antara BEI dan UNU Yogyakarta menunjukan komitmen dan semangat untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia di tengah pemulihan ekonomi nasional.

Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo, menyebutkan UNU tergerak untuk ikut mengupayakan literasi serta mengedukasi generasi muda atas ragam investasi utamanya saham syariah. “Harapannya mereka mampu berdaya secara ekonomi melalui produk investasi yang tepat,” tutur Widya menjabarkan.

SRO dan OJK tak hanya menjamah investor, tetapi juga calon emiten dengan menggelar Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) untuk meningkatkan pendalaman pasar keuangan dengan mendorong para perusahaan agar dapat memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan dan pengembangan perusahaan.

Pada awal November, OJK dan SRO mengedukasi perusahaan di Batam, Kepulauan Riau. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan manfaat yang dapat diperoleh jika perusahaan akan melakukan penawaran umum di pasar modal itu mendapatkan pendanaan tanpa batas, meningkatkan kinerja, nilai perusahaan, citra perusahaan, profesionalisme yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas dari karyawan, serta mendapatkan insentif pajak berupa penurunan tarif PPh badan.

Ke depannya, industri pasar modal diproyeksikan masih semarak di era turbulensi perekonomian global. BEI di 2023 menargetkan jumlah pencatatan efek baru untuk menggalang dana di pasar modal melalui di berbagai instrumen semisal saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), dan efek beragun Aset (EBA) itu sebanyak 70 pencatatan efek.

Iman mengatakan BEI optimistis perekonomian nasional di 2023 masih terjaga stabil sehingga bisa menarik minat perusahaan menerbitkan instrumen investasi di pasar modal. “Hingga 26 Oktober tahun ini ada 45 calon emiten yang ada di pipeline untuk IPO, ada potensi carry over rencana IPO di tahun ini akan terealisasi di 2023. Jadi, BEI optimis target 70 pencatatan efek di 2023 akan tercapai,” tutur Iman di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Pada kesempatan ini, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan target pencatatan efek di 2023 itu lebih banyak dari target tahun ini sebanyak 68 pencatatan efek. Nyoman merincikan jumlahnya ada 44 saham baru, disusul 1 ETF, efek bersifat utang dan sukuk mencapai 8 efek dari target sebelumnya 5 EBUS. “Jadi capaian sekitar 51 dari total instrumen. Jadi capaian kita saat ini hampir 75% dari target 68 pencatatan efek,” ujar Nyoman menjabarkan.

Di sisi lain, berdasarkan rencana induk atau Master Plan BEI 2021 –2025, serangkaian inisiatif mempertimbangkan beberapa asumsi makro ekonomi. Hal ini disampaikan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2023, dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Pengembangan yang akan dilakukan BEI serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2023 tentunya lebih optimis. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berlangsung sepanjang tahun 2022. Namun, BEI akan tetap memperhatikan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia serta kondisi perekonomian global.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, BEI membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di tahun depan mencapai Rp 14,75 triliun pada. Rata-rata nilai transaksi ini lebih tinggi dibandingkan target RNTH tahun ini sebesar Rp 13,75 triliun. BEI optimistis RNTH di 2023 akan melonjak. Secara year to date di 2022, Iman menyebutkan RNTH telah mencapai Rp 15,1 triliun.

BEI bakal rutin menggelar berbagaikegiatan untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat yang saat ini dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop. Mayoritas kegiatan tersebut sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. BEI juga akan terus menerus secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor new economy, start-up, dan renewable energy.

BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan sekaligus kepatuhan Anggota Bursa dan partisipan, yang diwujudkan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan.

Tidak hanya itu, BEI juga terus berupaya melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat atau calon investor sekaligus investor secara efektif sertaberkesinambungan yang dilakukan secara hybrid (online dan offline).

Kegiatan tersebut antara lain adalah Sekolah Pasar Modal (SPM), Capital Market Summit & Expo (CMSE), public expose live, edukasi bersama dengan berbagai institusi, hingga fokus sosialisasi produk -produk kebursaan, khususnya produk waran terstrukturyang kami lihat mendapatkan respon positif dari pelaku pasar.

Yang tak kalah penting, SRO dan OJK memperkokoh industri pasar modal agar wajar, teratur, dan efisien. Salah satu langkah nyata adalah melindungi investor seperti yang diimplementasikan PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) atau Indonesia SIPF.

Perusahaan ini membukukan dana perlindungan pemodal (DPP) pada 2021 senilai Rp 235,83 miliar guna melindungi aset investor sebesar Rp 5.42 triliun dari sejumlah 4.397.984 investor pasar modal yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Jika dibandingkan dengan nilai DPP di awal tahun 2021 yang sebesar Rp 214,52 miliar itu maka jumlah DPP pada akhir tahun lalu itu bertambah sebesar Rp 21,31 miliar atau naik sebesar 9,93%.

Direktur Utama Indonesia SIPF, Narotama Aryanto, menyampaikan, peningkatan DPP tersebut dicapai dari beberapa sumber antara lain melalui kontribusi iuran keanggotaan tahunan perantara pedagang efek (sekuritas) dan bank kustodian sebagai Anggota DPP sebesar Rp 15,21 miliar. “Juga melalui hasil investasi atas pengelolaan DPP sebesar Rp 8,60 miliar,” ujar Narotama pada 23 Juni 2022. Serentetan pencapaian dan praktik terbaik (best practices) SRO dan OJK itu kian menambah kepercayaan diri Bos BEI untuk melantunkan pantun tatkala berada di mimbar CEON 2022. “45 tahun Pasar Modal telah berjalan. Tetap percaya dan semakin terdepan,” ujar Iman. Semoga. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved