Capital Market & Investment

SGI Berharap Tahun 2021 Dampingi Banyak Startup Melantai di BEI

CEO & Co-founder PT Satu Global Investama, Calvin Lutvi

Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi seluruh industri akibat adanya pandemi covid-19, tak terkecuali perdagangan pasar modal Indonesia. Namun di tengah keadaan tersebut, pasar modal Indonesia mampu berdaptasi dengan mencatatkan sebanyak 51 perusahaan telah melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), pencapaian ini merupakan yang tertinggi di ASEAN.

Melihat pencapaian tersebut, PT Satu Global Investama (SGI), perusahaan financial advisor & investment, yang membiayai Pre-IPO financing sampai listing, mengadakan diskusi media bertemakan, “Proyeksi Pasar Modal Indonesia di Tahun 2021”. Tujuannya, untuk melihat arah perkembangan pasar modal Indonesia serta menjawab tantangan tahun 2021.

CEO & Co-founder PT Satu Global Investama, Calvin Lutvi mengungkapkan, proyeksi pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif pasca pandemi. “Pada awal pandemi, pasar modal sempat terjadi koreksi penurunan yang sangat dalam, namun saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Kita bisa lihat, tahun 2020 pasar modal Indonesia mampu mencatatkan perusahaan IPO tertinggi se-ASEAN sebanyak 51 perusahaan, di mana tiga perusahaannya berhasil diantarkan IPO oleh kami yaitu perusahaan yang bergerak di bidang properti dan digital media. Kami berharap tahun 2021 lebih banyak lagi perusahaan yang melakukan listing seiring dengan dipermudahnya regulasi oleh Bursa Efek Indonesia,” jelas Calvin.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang merampungkan Peraturan I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Revisi ini ditujukan untuk dapat mengakomodasi berbagai macam karakteristik perusahaan yang ingin melakukan IPO. Selain memberikan kemudahan dari segi regulasi, BEI juga meluncurkan program IDX Incubator, Papan Akselerasi, dan Papan Pengembangan untuk memfasilitasi perusahaan rintisan dalam proses melakukan IPO.

“Dengan semakin dipermudahnya regulasi untuk perusahaan melakukan IPO, saya yakin makin banyak perusahaan yang akan melakukan IPO. Kendala terbesar dalam perusahaan ingin melakukan IPO bukan hanya dari sisi regulasi, tapi dari modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Kami dapat memfasilitasi hal tersebut, dengan membiayai perusahaan yang ingin melakukan IPO dan semakin meningkatkan jumlah perusahaan terbuka di Indonesia,” jelasnya.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 30 Desember 2020 telah terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, dengan mengalami peningkatan jumlah investor yang terdiri dari investor saham, obligasi, maupun reksadana, sebesar 56 persen atau mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) hingga 29 Desember 2020. Selain itu, berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), per 29 Januari 2021, investor usia muda di bawah 40 tahun mendominasi sebanyak 1.393.014 atau 75% dari total investor domestik. Namun di balik peningkatan jumlah investor muda di Indonesia jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Indonesia masih sangat rendah.

Perusahaan Terbuka di Indonesia masih kalah jauh dengan negara tetangga yaitu Malaysia, yang per Juli 2020 terdapat 932 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Malaysia. “Maka dari itu kami justru mendorong berbagai perusahaan dapat melakukan IPO,” ujarnya.

Perusahaan yang dibiayai SGI untuk melakukan IPO tentunya yang memiliki prospek bisnis yang menjanjikan di masa depan. Karena itu i juga menilai sejauh mana perusahaan ini dapat mengembangkan bisnisnya setelah mendapatkan dana dari publik. SGI pun fokus terhadap perusahaan yang masih berskala kecil untuk dapat melakukan IPO. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang ingin melakukan IPO, tentunya akan meningkatkan performa dari perusahaan tersebut untuk dapat mengekspansi lebih besar lagi skala bisnisnya.

BEI merilis target perusahaan yang akan melakukan IPO di tahun 2021. Adapun target ini lebih rendah dibanding tahun 2020 yaitu hanya 30 emiten. “Setelah tahun lalu kami mengantarkan tiga perusahaan ke lantai bursa, tahun 2021 ini kami optimistis dapat mendukung target BEI untuk membawa dan membiayai perusahaan rintisan yang ingin melantai di bursa. Hal ini dibuktikan, pada awal bulan April 2021 kami akan mengantarkan calon emiten dari industri F&B untuk melantai di bursa papan akselerasi yang akan listing sebesar Rp30 miliar ,” papar Calvin.

Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas pada awal Juli 2021 juga akan listing senilai Rp 300 miliar dan masuk ke dalam papan pengembangan. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha serta meningkatkan produksi minyak, ekspansi pabrik Methanol di Aceh. “Selain klien dua perusahaan tersebut, kami masih memiliki beberapa calon emiten lainnya yang sudah meminta kami untuk melakukan proses IPO, namun perusahaan tersebut masih dalam tahap analisa terkait kelayakan perusahaan tersebut untuk dapat melantai di bursa,” jelas Wilma Willantara, Managing Director PT Satu Global Investama.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved