Capital Market & Investment

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga, Pembelian Reksa Dana Masih Oke

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga, Pembelian Reksa Dana Masih Oke
Tangkapan layar : OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian domestik, berdasarkan Rapat Dewan Komisioner OJK pada 26 Oktober 2022.

Performa ini turut berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah tingginya ketidakpastian global sejalan dengan tekanan di pasar keuangan akibat pengetatan kebijakan moneter global, berlanjutnya konflik geopolitik yang berkepanjangan, dan penurunan pertumbuhan ekonomi global. Adapun, minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksa dana masih tinggi ditandai nilai subscription sebesar Rp 777,86 triliun

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan tingginya downside risk terhadap pertumbuhan ekonomi global mendorong IMF memperkirakan lebih dari sepertiga negara akan mengalami kontraksi pertumbuhan pada tahun ini atau tahun depan. “Sehingga menempatkan perekonomian global dengan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001 di luar periode krisis. Kekhawatiran terhadap resesi global meningkat dan berada di level yang sangat tinggi, tercermin dari tingkat kepercayaan CEO turun ke level terendah sejak krisis keuangan global,” ucap Mahendra di Jakarta, baru-baru ini.

Sejalan dengan pengetatan kebijakan moneter global, Bank Indonesia juga kembali meningkatkan suku bunga acuan untuk menurunkan ekspektasi inflasi ke depan. Di tengah revisi ke bawah pertumbuhan global tahun 2023, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia juga turun namun proyeksi pertumbuhan 2022 masih dipertahankan.

Indikator perekonomian terkini juga menunjukkan kinerja ekonomi nasional masih cukup baik, terlihat dari neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di zona ekspansi serta indikator pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih solid.

Stabil di Pasar Modal

Di tengah pengetatan likuditas global, level indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga 25 Oktober 2022 IHSG mampu menguat 0,10% mtd ke level 7.048,38 dengan non-resident masih mencatatkan inflow sebesar Rp 7,74 triliun (month to date/mtd). IHSG tercatat menguat sebesar 7,09% secara year to date/ytd dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 77,22 triliun.

Di pasar surat berharga negara (SBN), non-resident mencatatkan outflow Rp 16,04 triliun (mtd) sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 23,27 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, rerata yield SBN telah meningkat sebesar 103 bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp177,13 triliun.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, mengatakan kinerja reksa dana per 25 Oktober mengalami penurunan tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 1,14% (mtd) di Rp 524,61 triliun dan tercatat net redemption sebesar 7,67 triliun (mtd). Secara ytd, NAB turun sebesar 9,31% dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 61,66 triliun. “Namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksa dana masih tinggi ditandai nilai subscription sebesar Rp 777,86 triliun,” ujar Inarno.

Minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga tinggi yaitu sebesar Rp 190,9 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten. “Di pipeline, masih terdapat 99 rencana penawaran umum efek dengan nilai sebesar Rp 83,32 triliun dengan rencana penawaran umum oleh emiten baru sebanyak 61 perusahaan,” sebut Inarno.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved