Capital Market & Investment zkumparan

Strategi DRMA Genjot Pertumbuhan Pendapatan 20%

Strategi DRMA Genjot Pertumbuhan Pendapatan 20%
PT Dharma Polimetal Tbk melaksanakan IPO pada 20 Desember 2021. (Foto : BEI)

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membidik pendapatan pada 2022 senilai Rp 3,6 triliun atau melonjak sebesar 20% dari Rp 3 triliun di 2021 yang mencapai Rp 3 triliun. Proyeksi pertumbuhan omzet ini diyakini perseroan akan tercapai oleh pertumbuhan penjualan mobil yang ditargetkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan tumbuh dan kesiapan perseroan dalam memproduksi komponen, khususnya komponen yang sebelumnya tidak bisa dibuat oleh perusahaan.

Irianto Santoso, Presiden Direktur Dharma Polimetal, menyebutkan target itu cukup realistis berdasarkan prospek pertumbuhan industri otomotif masih sangat besar dan terbuka. “Ini bisa dilihat dari tingkat density kepemilikan mobil per-jumlah penduduk yang masih rendah,“ kata Irianto dalam di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dukungan pemerintah, lanjut Irianto, yang mendorong pemulihan industri otomotif melalui perpanjangan kebijakan PpnBM-DTP, akan menggairahkan pasar kendaraan bermotor dan memacu produsen-produsen otomotif untuk mengeluarkan model baru yang ujungnya bakal berpengaruh terhadap permintaan komponen.

Lantaran demikian, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 247 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi pabrik dan pembelian mesin baru. Selain itu, DRMA menggencarkan diversifikasi bisnis dengan pengembangan komponen electric vehicle (EV) dan memproduksi kendaraan beroda tiga (PowerAce).

Irianto mengatakan strategi perseroan lainnya adalah terus meningkatkan optimalisasi dan digitalisasi proses produksi. “Serta excellence di dalam operasi, agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Perseroan memiliki klien-klien dengan merek internasional, mulai dari Daihatsu, Toyota, Honda, dan Hyundai, yang sudah menerapkan system global purchasing,” tutur Irianto.

Sumber : DRMA

Produk yang dihasilkan DRMA itu akan dibandingkan dengan pemasok dari negara-negara lainnya, sehingga aspek QCD (quality, cost and delivery) akan sangat menentukan. “Oleh karena itu, salah satu strategi kami adalah bagaimana menjaga konsistensi QCD, serta terus meningkatkan teknologi, research and development, serta engineer, hal tersebut akan menjadi kunci dari kesuksesan DRMA dalam memenangkan persaingan,” ucapnya. Harga saham DRMA pada Senin, 31 Januari 2022, naik sebesar 6,67%, menjadi Rp 640 dibandingkan perdagangan Jumat pekan lalu.

swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved