Capital Market & Investment

SVB Bangkrut, Apakah Berdampak pada Startup di Indonesia?

Investment Partner GDP Ventures Antonny Liem (kiri), Rama Mamuaya CEO DailySocial.id (tengah) dan CEO GDP Labs On Lee. (Foto Ubaidllah/SWA)

Kabar mengejutkan datang dari negeri Paman Sam, AS. Di mana salah satu bank terbesar di AS Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut. Bahkan informasi ini membuat perekonomian AS terguncang dan warga ramai-ramai menarik uang dari bank.

Tak hanya AS, dampak juga sampai ke India. Di mana banyak startup (usaha rintisan) di India yang kolaps karena banyak mendapat pendanaan dari SVB. Selama ini SVB fokus pendanaan ke startup.

Apakah SVB akan memberikan dampak pada startup yang ada di Indonesia? menjawab pertanyaan ini, CEO Dailysocial.id Rama Mamuaya mengatakan bahwa SVB tidak akan berdampak banyak terhadap startup di Indonesia. Rama beralasan jumlah startup di Indonesia semakin banyak dan jauh dari San Fransisco.

“Di India dampaknya besar karena banyak startup India simpan uang di sana. Jadi wajar imbasnya gede. Indonesia itu lebih dekat dengan Singapura, banyak simpan di Singapura,” kata Rama di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Senada dengan Rama, Investment Partner GDP Venture Antonny Liem mengatakan peristiwa bangkrutnya SVB tidak akan membuat startup winter di Indonesia semakin lama atau buruk. Hal yang dialami SVB adalah suatu hal yang normal dan bisa terjadi pada bank lain.

“Karena SVB itu, cuma urusan bank normal yang kebetulan lokasinya di Silicon Valley dan fokusnya di startup. Ini juga bisa saja terjadi di bank lain pada umumnya,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Pelajaran dari SVB

Adanya peristiwa kebangkrutan SVB, menurut On Lee selaku CEO dan CTO GDP Labs, pelajaran yang dapat diambil adalah jangan pernah menyimpan uang dalam satu bank. Tak hanya bagi perusahaan rintisan atau bukan rintisan, juga bagi masyarakat.

“Dont put your eggs in one bucket. Ibaratnya jangan taruh dana di satu bank, (kalau bangkrut) jadi tidak bisa diambil, uang di sana semua” kata On Lee.

Pelajaran kedua adalah bagi para pendiri startup, harus memperhatikan finansial perusahaan. Sebab, On Lee melihat banyak pendiri startup hanya memperhatikan pengembangan bisnis, penjualan produk, dan marketing. Saat harus bayar ke finance, uangnya sudah habis akhirnya mengalami kesulitan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved