Silicon Valley Bank (SVB) dikabarkan mengalami kebangkrutan. Kegagalan bank yang fokus pada pendanaan startup ini menjadi kegagalan terbesar sejak 2008, di mana saat itu Washington Mutual (asosiasi simpan pinjam terbesar saat itu) juga mengalami kebangkrutan.

Dilansir dari Reuters, peristiwa kegagalan Washington Mutual memicu krisis keuangan yang melumpuhkan perekonomian AS selama bertahun-tahun. Peristiwa 2008 ini juga membuat aturan keuangan di AS semakin lebih ketat.

Kabar jatuhnya SVB juga sampai ke Tanah Air. Putra Presiden Jokowi Kaesang Pangarep mengungkapkan, akibat informasi SVB tersebut, saham bank digital anjlok. “Sekarang bank digital nyungsep semua,” ujar Kaesang kepada wartawan usai peluncuran Lomba Trading Saham Rakyat, Selasa (15/03/2023).

Saat ini Kaesang memiliki lima saham di beberapa sektor industri seperti batubara, bank digital, dan entertainment. Saat ini, dia belum berniat untuk menambah portofolio dan masih melihat dan menunggu.

“Masih lihat-lihat dulu. Kemarin kan gara-gara SVB (saham) yang digital agak goyang, jadi sekarang saya masih melihat-lihat lagi lah,” ucap suami Erina Gudono ini.

Untuk tahun 2023 ini, Kaesang belum tahu saham yang bagus untuk investasi karena masih terlalu dini. Ini karena dirinya belum melakukan analisa lebih lanjut, karena belum ada waktu untuk melakukannya. “Belum ada waktu saya, masih ngurusin bola,” ujarnya.

Meski belum menambah investasi baru, tambah Kaesang, dia sempat melihat saham-saham e-commerce. Namun informasi SVB mengalami kebangkrutan membuat Kaesang mengurungkan niatnya.

“Kemarin kan bagus kayak saham GOTO naik dari 100 sekarang naik 120. Saya kira potensinya bagus, eh SVB remuk. Belum masuk, baru lihat,” katanya.

Kaesang memang sering melakukan investasi saham. Dirinya mengaku sebelum tahun 2018, dirinya melakukan investasi ke lebih dari 20 perusahaan. Bahkan pada tahun 2022, Kaesang mendapatkan cuan dari investasi di batubara.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id