Capital Market & Investment

Teliti Memilih Aset NFT

(kiri) Gabriel Rey, CEO platform jual beli Bitcoin Triv.co.id

Dunia aset kripto kembali gempar ketika pada 11 Maret 2021 lalu sebuah karya seni digital, “Everydays, the First 5,000 Images” karya desainer grafis, Michael “Beeple “ Joseph Winkelmann sukses terjual senilai US$69 juta atau Rp994 miliar melalui balai lelang kesohor internasional Christie’s. Penjualan itu menandakan memanasnya kembali pasar NFT (Non Fungible Token).

NFT adalah teknologi kripto laiknya sebuah sertifikat keaslian digital yang akan menjamin kepemilikan resmi pihak yang memiliki aneka karya virtual seperti foto, video, animasi dan lain sebagainya melalui teknologi blockchain.

Sebelumnya, NFT naik daun setelah terjadinya fenomena meledaknya nilai CryptoPunks, platform seni untuk koleksi aneka aset digital berupa gambar, dan CryptoKitties game digital yang memungkinkan pemeliharaan dan kepemilikan kucing digital melalui Ethereum, pada tahun 2017 silam. Kini NFT kembali popular di ranah seni digital dengan nilai yang diprediksi mencapai miliaran rupiah.

Meskipun NFT tengah melambung, namun seorang investor aset kripto harus tetap menjaga kehati-hatian dalam mengelola portfolionya agar tidak terjerumus dan kehilangan nilai investasinya. Hal tersebut diungkapkan oleh Gabriel Rey, CEO platform jual beli Bitcoin Triv.co.id yang terdaftar resmi di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Rey mengatakan, di tengah panasnya pasar NFT, para pembelinya harus tetap memakai kepala dingin dalam berinvestasi. “Sebagai pelaku pasar aset kripto saya menyambut baik fenomena NFT ini. Pasalnya hal ini akan meningkatkan valuasi dan perhatian terhadap aset kripto tersebut. Namun, masalahnya, pemain di NFT ini akan bertumbuh pesat bak cendawan di musim hujan. Yang dikhawatirkan, bisa saja akan muncul pihak-pihak yang sekadar membonceng ‘permainan baru’ ini dan ingin mendapatkan keuntungan sesaat,” ungkap Rey dalam keterangan tertulisnya (31/03/2021).

Pendapat Rey tersebut berdasarkan pada analisisnya atas data Google Trends terkini. Pasalnya, antusiasme atas aset NFT saat ini menyerupai animo yang sama di tahun 2017 ketika bermunculan sejumlah “aset kripto abal-abal” melalui berbagai ICO (Initial Coin Offerings).

Ketika itu, para penerbit aset kripto abal-abal tersebut menjanjikan keuntungan selangit. Namun praktiknya, tidak sedikit yang menghilang begitu saja dan bahkan dijadikan kedok kejahatan skema ponzi. “Di pasar NFT saat ini, hal yang serupa bisa terjadi. Misalnya, bagaimana Anda bisa menjamin NFT itu bisa laku terjual kembali di masa depan, setelah Anda beli. Hal lainnya, bagaimana Anda meyakini, bahwa aset kripto yang terkait langsung dengan NFT bisa memiliki nilai tambah di masa depan,” papar Rey.

Meski menerbitkan peringatan, namun Rey pun turut memberikan saran bagi peminat NFT. “Jika tetap berminat mengoleksi NFT, maka investor harus membeli NFT seni digital bermutu tinggi, dengan cara memastikan rekam jejak dari seniman pembuatnya, dan pihak yang menjadi perantara dan kurator karya digital tersebut,” urainya.

Rey mencontohkan penjualan Everydays oleh Beeple tersebut yang dianggapnya bermutu. Hal tersebut karena pihak perantara dan kuratornya adalah balai lelang kenamaan Christie’s. “Lagipula Beeple memang terkenal di komunitasnya sebagai seniman grafis yang ulung dan karya-karyanya punya pengaruh besar. Yang terjadi saat ini, banyak sekali yang ‘ngasal‘, sekadar ‘coret-coret’ dan pembuatnya tidak terkenal, malah laku dijual. Ini kan keblinger namanya,” tegas Rey.

Karena itu sekali lagi Rey menekankan, pihak investor harus berhati-hati dan teliti jika tetap berminat mengoleksi NFT. “Riset, riset dan riset sebelum memutuskan berinvestasi di asset kripto manapun. Hal tersebut setidaknya akan memberikan pandangan yang luas tentang plus minus sebuat asset kripto sebelum memutuskan untuk mengoleksinya,” dia menegaskan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved